Pasrah banget saat tahu ada surat dari KPKNL Purwokerto yang isinya tentang sosialisasi aplikasi baru SIMAN. Memang hanya bisa berserah diri. Karena, sosialisasi dijadualkan pada tanggal 11 Juni 2015. Tapi, surat baru datang tanggal 26 Juni. Gimana ngga pasrah coba? Hihihi Pasrah makin bertambah, saat tahu kalau tanggal 02 Juli 2015 adalah batas akhir rekonsiliasi SIMAK BMN. Uwooo...koprol banget! Tanpa persiapan suatu apa, pagi ini aku ditugaskan untuk ke KPNKL Purwokerto bersama Pak Mahdur, Ymt....
Pulang dari tempat kerja masih sore. Kisaran pukul 15.30 WIB sampai rumah. Niat leyeh-leyeh dahulu di kamar tidur sembari membalas chat whats app yang sedari siang aku abaikan. "Dah, ashar-an dulu. Nanti dilanjut ngaji atau istirahat lagi." Ibu mengajakku untuk ibadah, karena adzan ashar telah berkumandang. Aku mencoba bangun. Lha kok berkunang-kunang, gitu. Dunia berputar ya, De. :D Yaelah...kalau tidak tidak berputar, sih, gimana, Bum. :D Akupun segera bangun cepat, kemudian shalat dan dilanjut tidur....
BumBum nampak tak bertenaga. Lemas dan badannya panas. Hari ini tak seperti biasanya. Usai sahur, saya berbaring di tempat tidur depan televisi. Belum minum susu kesukaan Dedek, belum minum air putih dan belum makan pisang. Pokoknya hanya mencicipi dua sendok nasi saja. ...
BumBum kalau sakit ngga pernah ngeluh sama siapapun. Iya, BumBum cuma cerita saja. Seringnya cerita ke Mbah Uti atau Tante. Nanti dipijit pelan-pelan dan biasanya esok hari sembuh. Tapi, ini sudah dua hari sakit bagian rahang, ngga bisa mangap maksimal. BumBum susah makan. Aduuh...aku kan jadi sering lapar sekarang. BumBum diminta Mbah Akung periksa ke Dokter Saraf, tapi ngga mau. Katanya takut harus konsumsi obat. Kasihan aku yang masih di dalam perut BumBum harus ikut...
"BumBum pijetan usai menyetrika seabrek." Idiih...BumBum kan emang sudah lama berencana mau pijitan, De. Badan capek banget, kan? Apalagi habis menyetrika tiga gunung. Uuuuh. . . Sering BumBum katakan, bahwa rejeki itu akan terus mengikuti. Merencanakan pijetan sudah lama. Tapi, yang mau mijitin belum ada. Hahaha Tadi pagi tuh Ahad Manis, De. Dimana masjid tengah ada pengajian lapanan. Otomatis Simbah Angsori ngaji, dong. Alhamdulillaah banget, kan? Tanpa harus pergi ke rumahnya atau menjemputnya, beliau mampir...
"Masih saja makan sambal. Kasihan Dedek Bayi di dalam kepedasan." Ucap Mbah Uti pas buka puasa barusan. Dedek dengar banget Mbah Uti bilang gitu lho, Bum. Tapi BumBum tetap saja melahapnya. Padahal, yang namanya sayur bening bayam itu segar banget. Ada wortelnya lagi. Dedek kan paling suka sayur bening. Tapi ya jangan dikasih sambal, dong. Kan pedas. BumBum jangan Nakal, ya. *** Hmmm...Dedek ngga ngebelain BumBum banget yang suka pedas, ya. Lagipula, sambal yang tersaji...
"BumBum ngeyel. Sudah dibilangin jus melonnya jangan dimasukin lemari es. Tetap saja!" Maaf kan ya, Beib. Biasanya pas belum ada kamu di perut BumBum, minum jus yang diambil dari lemari es tuh nikmatnya luar biasa. Ngga ada efek sampingnya. Lha ini? Jus baru dimasukkan beberapa menit menjelang buka puasa. BumBum minum setelah minum air putih, kan. Lha kok pas sahur tenggorokan ngga enak banget. Kering. Sampai-sampai batuk dan hidung meler. Sebenarnya BumBum ngga minum es...
"Yang hebat itu Dedek. Bukan BumBum. Atau, kita memang sama-sama hebat, De? Hahaha." Yeey...bahagianya puasa perdana bisa mencapai puncak! Meski setelah sahur sudah lemas karena mual, memunguti berlian yan keluar dari mulut, ternyata aku beserta Dedek yang masih di perut alhamdulillaah sehat, kuat. Bahagia tak terkira. Apalagi, pas buka ada banyak buah kesukaan Dedek, ya. Jus Melon, Jeruk, Anggur, Pisang. Ya ampun....ngga terasa semua bisa masuk. Pastinya bertahap, dong. Belum lagi sayur bening bayam masaka...
Pukul 03.00 WIB, tim kotekan sudah mulai keliling Desa, membangunkan seluruh warga untuk sahur. Irama kotekan begitu teratur dan ramai alat musik tadisional. Sampai-sampai saya terlena, sudah melek, kemudian memejamkan mata (lagi). Aaah...padahal harus bantu masak. Tapi, ya gitu deeh. Kalah sama yang namanya syaiton. :D Bangun tidur pukul 03.45 WIB. Langsung ke belakang. Masakan sudah ready, dong. Masuk kamar mandi, eeee mualnya masya allah. Lemas. Alhamdulillaah banget bisa menikmati yang demikian, ya. Ibu hamil...
"Hyaa iyalah, Bum. Malam ini pertama kali ade ikut Ibu Tarawih dan Tadarus di Mushala yang tak jauh dari rumah kami. Mushala Ar Ridha." Hahaha...Iya. Ini Ramadhan pertamaku dalam keadaan hamil. Menikah tanggal 22 Maret 2015, dan Alhamdulillah Allah mengabulkan doa-doa yang aku panjatkan tiap hari. Ingin segera mendapat momongan. Allah meridhai ya, Dede Sayang (DeSay). Jika dihitung berdasarkan masa subur, usia DeSay sampai hari ini delapan minggu satu hari. Pertama tarawih dalam keadaan hamil...
Sebelum periksa, aku mendaftar melalui telephone dan mendapat nomor antrean 08. Sepulang kerja, pukul 16.00 WIB, aku langsung menuju RB Hidayah ketimbang bolak-balik. Karena ini pertama kali periksa kandungan, aku mendaftarkan diri di bagian pendaftaran dan mendapat kartu berwarna hijau yang bertuliskan informasi data pribadi serta nomor pendaftaran. Nomor pendaftaran pada kartu berbeda dengan nomor pendaftaran antrean lho. :D *yaiyalah* Angka empat digit, atau nomor pendaftaran bisa digunakan saat pasien mendaftar melalui telephone. Pasien cukup...
Kali pertama datang ke Rumah Bersalin untuk bertemu dengan Doker kandungan dan melakukan USG, tuh, seperti mimpi! Apalagi Rumah Bersalin atau Klinik Hidayah, Banjarnegara. Selain mimpi, saya juga bingung harus berkomunikasi seperti apa jika bertemu Doker kandungan? Bisa berkomunikasi cas cis cus, atau hanya mengangguk, dan menggelengkan kepala sebagai isyarat. Kalau soal biaya USG di Klinik Hidayah, sih, tinggal bayar, ya. Namanya pengalaman pertama hamil, kan, belum banyak mendapat informasi, apalagi pengalaman seputar kehamilan, dan atau kandungan....