Ngapati ditengah Hari Kemerdekaan RI
Ngapati ditengah Hari Kemerdekaan RI bisa dibilang perjuangan banget. Ini kataku, sih. Selain pengalaman pertama, prosesi ngapati sebagai bentuk dari syukuran versi adat Jawa, tuh, cukup banyak yang harus dipersiapkan. Makanan kecil, misalnya.
Makanan kecil di sini bukan snack yang ditaruh di dus, melainkan bala pendem. Iya, istilahnya, tuh, bala pendem. :D Orang Jawa pasti sedikit paham, kan, ya?
Bala pendem ini makanan kecil hasil kebun, segala macam ubi-ubian. Ngga hanya ubi-ubian, ada juga kacang tanah, gejos, labu siam, ketupat kepel, dawet, rujak, opak, jenang, wajik, ketan, dan tiba-tiba pusing kalau harus disebutkan semua. :D
Gimana ngga pusing, jumlahnya itu lebih dari banyak. Satu kresek tanggung! Belum lagi, makanan dan perlengkapan lain yang katanya HARUS ADA. Tambah pusiang! :D
Beberapa makanan dan perlengkapan yang harus ada dan yang aku ingat, nih, ya.
- Kelapa Gading. Kelapa ini digunakan untuk campuran rujak. Jadi, rujak yang biasanya menggunakan air asem, saat akan digunakan untuk ngapati, katanya harus pakai air kelapa gading. Sedangkan keberadaan kelapa gading di tempat tinggalku, tuh, ngga ada. Jadilah, minta tolong Kang Nasrul untuk mencari di Desa sebelah. Dan alhamdulilllah nemu. :D Grrr....Ngga boleh aor kelapa biasa, gitu. Wkwkwk
- Belut. Ngga terpikir sama sekali kalau belut akan langka. Apalagi, ngapatinya pas banget di hari kemerdekaan, di mana hampir di tiap Desa mengadakan lomba tangkap belut. :D Ibu dan Uwa Silo sudah pesan tiga hari sebelumnya di pasar. Tapi, ternyata yang biasa jualan Belut, tuh, susah buat mendapatkannya. Sebab, yang biasa mancing Belut langsung dibeli oleh panitia lomba tujuh belasan. :D Berutug banget, setelah muter-muter pasar, Uwa Silo dapat tiga belut. Belut ini dijadikan pepes. Dan tahukah kamu? Karena belutnya sedikit, pepesnya jadi kecil-kecil, gitu. Grrr...dengan adanya belut, persalinan pun menjadi mudah. Mak slunuuung. Bhahaha *aaamin*
- Daun lumbu lompong. Ini sebagai perlengkapan! Aku bersama Uwa Silo mencari lumbu ini sampai ke kali wetan. :D Beruntung, saat itu ada satu pohon di dekat kali. Hampir adzan maghrib, tapi masih harus mencari lumbu. Ya ampyaaang, deh. *gegara Uwa Sur, risbeet* Prosesi setelah doa buat Dede Bayi selasai, yaitu seluruh orang yang ada di dalam rumah harus keluar. Tepat di depan pintu, ada seorang membawa air yang ditaruh di suatu wadah. Airnya sudah bercampur dengan lumbu lompong dan juga setengah bundaran kelapa. Cuci tangan, kaki, atau membasuh wajah, itu yang harus dilakukan. Kenapa harus lumbu lompong? Kenapa ngga daun jambu saja? :D
- Ketupat Kepel. Ngga semua orang bisa membuatnya. Ketupat yang berukuran hanya satu kepal tangan. Untuk selamatan Dede, yang membuat kupat kepel tuh Nenek *sinyal ilang*. Meski sudah dibuat kelontongannya, tapi ternyata beras yang masuk mudah keluar lagi. Ini dikarenakan kurang menyatu kelontongannya. :D Jadi, kelontongan kami tarik dikit-dikit biat sereeeeeet! :D Grrr...emang kupatnya haru sekepal tangan, ya? :P
- Ikan Tawar. Entah berapa kaki Bapak ke pasar ikan. Kami hanya membutuhkan ikan melem tak lebih dari 150 ekor. Tapi, untuk mendapatkannya susahnyaaa. Selain memang jarang, ikan nelem yang ada saat itu, tuh, kecil-kecil. Jadilah, Bapak mengambil dua macam ikan, melem dan mujahir. :D Grrr...emang harus ikan air, ya Hahaha
Hanya lima yang aku ingat. Lima yang membutuhkan proses perjuangan. Lainnya, proses untuk mendapatkannya cukup mudah, sih.
Oya, dengan adanya ngapati yang pas banget di malam kemerdekaan, aku pun menggagalkan untuk datang ke Dipayuda Adigraha, Wonosobo. Iya, malam itu aku harus mengambil hadiah hasil komoetisi menulis. Aduuh...gagal dadah-dadah di atas panggung, nih. :D
Selamat empat bulan buat Dede. Yang sehat di dalam perut Ibu, ya. Kami selalu mendoakan untuk kesehatan, keselamatan kamu. Semoga, kelak menjadi anak yang solihah, ya. Berbakti kepada kedua orangtua, menyangi orang-orang yang selama ini sayang dan peduli sama Dede, bermanfaat bagi sesama makhluk Allah, taat pada ajaran agama dan negara.
We Love You.....
0 komentar
Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.