Sebentar lagi, masa libur sekolah anak tiba. Libur semester ditambah dengan libur hari raya Natal, dan Tahun Baru. Beuuh...udah kebayang riuhnya tempat wisata seperti apa, ya. Apalagi, tempat wisata tertentu yang menjadi "pemburuan". Wisata Pantai, misalnya.
Seusia Jasmine, 9 bulan, memang belum cocok diajak wisata ke pantai. Selain tempat wisata pantai cukup jauh dari tempat tinggal kami, rencana untuk mengenalkan pantai kepada si kecil insya allah akan kami mulai jika si kecil masuk usia tiga atau empat tahun.
Ya...meski kemarin sempat diajak saudara berwisata ke salah satu pantai di Yohyakarta. Ya maklum, anak mereka sudah besar dan sudah paham kalau pasir itu bisa buat mainan, di pantai tertentu bisa berrenang, dll dll dll. Belum lagi, kuliner laut yang dijual on the spot. Menggiurkan, kan.
Namun, sebelum mengajak anak-anak wisata ke Pantai, ada beberapa hal yang harus diketahui.
Seusia Jasmine, 9 bulan, memang belum cocok diajak wisata ke pantai. Selain tempat wisata pantai cukup jauh dari tempat tinggal kami, rencana untuk mengenalkan pantai kepada si kecil insya allah akan kami mulai jika si kecil masuk usia tiga atau empat tahun.
Ya...meski kemarin sempat diajak saudara berwisata ke salah satu pantai di Yohyakarta. Ya maklum, anak mereka sudah besar dan sudah paham kalau pasir itu bisa buat mainan, di pantai tertentu bisa berrenang, dll dll dll. Belum lagi, kuliner laut yang dijual on the spot. Menggiurkan, kan.
Namun, sebelum mengajak anak-anak wisata ke Pantai, ada beberapa hal yang harus diketahui.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Miami menemukan bahwa ada mikroba yang ditemukan di dalam air pantai. Tidak hanya itu, pasir pantai juga mengandung beragam mikroorganisme yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi anak-anak yang kekebalan tubuhnya masih rentan.
Mikroba dan mikroorganisme berbahaya adalah yang datang dari kotoran hewan atau manusia. Jika anak atau BuIbu, PakBapak, terpapar dengan pasir atau air pantai ini, maka berisiko mengelami masalah saluran pencernaan, infeksi pernapasan, dan gangguan THT.
Sebagai orang tua, harus mencari informasi detail, memastikan bahwa pantai yang menjadi tujuan itu bersih dari kotoran hewan atau manusia. Aku juga pernah membaca di web cnn: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160611122525-255-137410/ditemukan-bakteri-berbahaya-di-pantai-pantai-brasil/. Ini sama sekali tidak ada niat untuk menakut-nakuti, lho. Beberapa artikel yang aku baca, mikroba-mikroba tersebut sering dijumpai di pantai luar negeri.
Sebagai orang tua, harus mencari informasi detail, memastikan bahwa pantai yang menjadi tujuan itu bersih dari kotoran hewan atau manusia. Aku juga pernah membaca di web cnn: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160611122525-255-137410/ditemukan-bakteri-berbahaya-di-pantai-pantai-brasil/. Ini sama sekali tidak ada niat untuk menakut-nakuti, lho. Beberapa artikel yang aku baca, mikroba-mikroba tersebut sering dijumpai di pantai luar negeri.
Kualitas air biasa dipengaruhi oleh cuaca, karena angin dan gelombang dapat membuat air kotor mengarah ke pantai yang akan dikunjungi. Penelitian ini tidak merekomendasikan untuk berenang di pantai dalam 24 – 48 jam saat hujan deras. Karena pada saat itu, titik kontaminasi air berada di level tertinggi.
Jika benar-benar ingin mengajak anak-anak ke pantai, tunggu hingga usianya cukup, 4 tahun mungkin. Karena pada usia ini, sistem kekebalan tubuh anak sudah lebih baik. Sehingga, kerentanan terhadap mikroba dan mikroorganisme juga berkurang.
Pilih pantai yang bersih ya, Moms, Dads, Grandma and Grandpa! ;)
Pilih pantai yang bersih ya, Moms, Dads, Grandma and Grandpa! ;)
0 komentar
Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.