Titik Bahagia
Titik bahagia itu unik. Setiap orang punya titik bahagia masing-masing. Coba kita flashback ke masa-masa sekolah. Saat mulai belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, apakah pernah merasakan titik bahagia di sana?
Baiklah. Mungkin saat duduk di bangku SMP, kita belum bisa menikmati titik bahagia secara utuh. Mendapatkan kebahagiaan dalam wujud apa pun rasanya masih biasa saja. Padahal kita tahu, titik bahagia ini tidak ada standardnya. 😊
Bagaimana jika kita mencoba mengingat kembali titik bahagia dalam hidup? Yuk, refresh sejenak!
Sebagai seorang Perempuan, tidak terhitung sudah berapa kali saya menikmati titik bahagia dalam hidup. Sebagai bentuk syukur, saya mulai mencoba mengingatnya. Saya mulai menulisnya satu per satu. Uniknya lagi, ternyata titik bahagia ini nyaris tidak ada puncaknya. Yaps! Sampai saat blog post ini terbit, pucak bahagia dalam hidup ternyata TIDAK ADA.
Apaaaaa?
What?
Tidak ada puncak bahagia dalam hidup!
Menurut saya, bahagia itu tidak ada puncaknya. Bahkan, titik titik yang tersusun itu entah kapan bisa menutup rangkain titik yang sudah didapatkan. Kira-kira apa karena nafsu manusia yang tidak terbatas? Bisa jadi, iya. Tidak ada puncak bahagia ini mungkin salah satunya karena sifat manusia yang susah untuk mencukupkan atau puas. Ya, seperti latah dengan kata puas.
Titik Bahagia #USIAGEMAS
Kilas balik saat masih single. Saya bahagia sekali saat akhir pekan tiba. Sebagai seorang pekerja yang berangkat pagi dan pulang sore, akhir pekan menjadi salah satu titik bahagia dalam hidup. Saya bisa menikmati hari-hari sesuka hati. Tidur sampai siang tanpa gangguan saja sudah merasa sangat bahagia. Bangun tidur, kemudian bisa langsung menyantap masakan Ibu tanpa dikomplain karena bangun siang, sudah merasa sangat bahagia.
Titik Bahagia #USIAMANIS
Menikah, kemudian punya teman curhat yang tidak mungkin bocor kemana-kemana juga menjadi titik bahagia dalam hidup. Yaps! agi saya, selain menjadi suami, seorang laki-laki yang sudah berjanji menjadi akan menjadi pendamping hidup dalam suka mau pun duka, bisa menjadi teman curhat dengan segala macam keluh kesah persoalan duniawi. 😂 Lebih dari itu, titik bahagia saya bertambah lagi ketika Allah memberikan momongan kepada kami.
Fakta yang saya dapatkan!
Ternyata, setelah menikah ada banyak titik bahagia yang saya dapatkan. Apalagi ditambah punya Jasmine. Titik bahagia yang dapat saya nikmati makin banyak dan terus bermunculan.
Titik bahagia saat ini, misalnya. Dapat memasak memberikan makanan yang halal dan terbaik untuk suami dan juga Si Kecil. Ini rasanya udah bahagia banget meskipun saya tidak pandai memasak. 🤣
Apakah titik bahagia ini telah mencapai puncaknya?
Tentu belum. Karena titik bahagia itu memang tidak ada puncaknya. Terus mendapat kebahagiaan, menjumpai titik bahagia lanjut, mendapatkan titik bahagia berikutnya. Sekalipun saya telah menjadi nenek, kelak. Sampai saatnya nanti akan menjumpai titik bahagia di #USIAJELITA. 🤭
Teman-teman pasti pernah berada dan merasakan titik bahagia, kan? Boleh banget ngobrol-ngobrol dan share di kolom komentar, ya! 💗
0 komentar
Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.