Pemeriksaan ANC (Antenatal Care)
Asing rasanya bagi saya ketika bidan desa, Bu Neneng memberi pengetahuan tentang ANC (Antenatal Care). Yups, saat saya melakukan pemeriksaan rutin kehamilan, beliau mengajak saya untuk melakukan pemeriksaan ANC (Antenatal Care) atau pemeriksaan terintegrasi pada Ibu hamil. Asyiknya, nih, pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskemas. Pokoknya anti ribet-ribet karena saya sendiri memilih Puskesmas Madukara 1, Puskemas terdekat, hanya berjarak kurang lebih 2 km.
Istilah pemeriksaan ANC ini bagi saya memang belum familiar. Maklum, pas hamil anak pertama, tuh, belum ada layanan tersebut. Dan setelah konfirmasi dengan Bu Neneng, ternyata pemeriksaan ANC sudah ada sejak dua tahun yang lalu.
FYI, pemeriksaan kehamilan terintegrasi adalah pemeriksaan secara keseluruhan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Pemeriksaan ini tidak hanya mengecek kondisi kesehatan janin saja, namun juga kesehatan mental dan fisik untuk kesiapan melahirkan.
Pemeriksaan ANC dilakukan pada Ibu hamil secara berkala, minimal 4 kali selama hamil, yaitu 1 kali sebelum bulan ke 4 kehamilan, kemudian bulan ke 6 kehamilan dan 2 kali kunjungan selanjutnya pada bulan ke 8 dan 9 kehamilan.
Omong-omong ini kali pertama saya melakukan pemeriksaan ANC dan saat kandungan ini masuk usia 8 bulan. 🙊 Maklum, beneran baru tahu ada pemeriksaan seperti ini.
Persiapan Pemeriksaan ANC.
Saya lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan di Panti Nugroho, Purbalingga. Namun karena sedang ada wabah Covid-19, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan rutin kehamilan cukup di Puskemas dan tidak menutup kemungkinan di rumah bersalin yang ada di Banjarnegara untuk melakukan USG nantinya.
Untuk keperluan pemeriksaan ini, saya memanfaatkan kartu BPJS dengan terlebih dahulu mengubah faskes (fasilitas kesehatan) tingkat pertama yang semula di dr. Sulis menjadi Puskesmas Madukara 1. Eeehhh...ini biar apa harus ganti faskes? Biar BPJSnya terpakai, dong. 😂 FYI, mengganti faskes tingkat pertama ini anti ribet, lho. Cukup menggunakan aplikasi JKN dan menunggu sampai awal bulan, faskes pertama pun berhasil diubah.
Sebelum pemeriksaan, terlebih dahulu melakukan pendaftaran dan langsung saja sampaikan jika akan melakukan pemeriksaan ANC. Karena didampingi bidan desa, saya bersama Mbak Iif (Bumil juga yang satu desa), sudah dibantu pendaftarannya oleh Bu Neneng. Saya cukup menyerahkan kartu BPJS yang sudah update faskesnya dan nomor kartu periksa (kartu periksa di Puskesmas). Alhamdulillaah, ya. 😊
Berikut Rangkaian Pemeriksaan ANC.
Karena masalah pendaftaran sudah terselesaikan, sesampainya Puskesmas saya menghubungi Bu Neneng. Alhamdulillaah puskesmas sepi, banyak orang sehat. Tanpa menunggu lama, Bu Neneng datang dengan membawa berkas-berkas (map yang berisi catatan periksa) sebagai bahan catatan pemeriksaan. Tak lupa, saya juga menyerahkan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk pencatatan hasil pemeriksaan. Nah, berikut rangkaian pemeriksaan ANC:
Cek Kesehatan Ibu dan Anak di Ruang KIA.
Memasuki ruang ini, bidan yang saat itu bertugas melakukan konfirmasi identitas termasuk data kehamilan. Selanjutnya, seperti biasa bumil dilanjutkan dengan menimbang berat badan, cek tekanan darah, mengukur tinggi fundus, memeriksa denyut jantung janin, dan melakukan tes urine untuk mengetahui berapa HBsAgnya.
Saat melakukan timbangan, berat badan yang semula sudah mencapai 71 (timbangan di bidan desa) menjadi 69. Ini hal biasa banget dan tidak usah panik. Selisih timbangan karena beda tempat timbangan tidak usah dipikir, jangan baper. 😋 Untuk tekanan darah, alhamdulillaah saya normal yaitu 100/70. Pun dengan tinggi fundus.
Ruang Poli Gigi
Menjaga kebersihan gigi, tuh, penting. Apalagi saat sedang hamil. Menurut ahli, infeksi gigi dan mulut merupakan salah satu pintu masuknya kuman ke dalam tubuh. Sayangnya, tidak sedikit calon Ibu yang tidak menyadarinya. Menganggap sepele kebersihan gigi. Parahnya, penyakit gigi dan gusi ternyata dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Yups, kelahiran bayi prematur terjadi karena adanya oksitosin dari kuman yang masuk lewat gigi dan gusi. Dan oksitosin inilah yang dapat memicu kontraksi.
Dokter gigi yang bertugas di puskesmas ini cukup selow. Setelah gigi diperiksa, Dokter tidak memberikan resep atau memberikan notes tentang kesehatan gigi. Cuma bilang kalau gigi saya tidak bagus, gitu. Hahaha. Yasudah, tidak apa. Tapi dengan tahu risiko jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut, ada baiknya semenjak program hamil sudah memeriksakan giginya.
Ruang Poli Umum
Saya nyengir-nyengir sedap ketika Dokter umum di Puskesmas menyarankan kepada saya untuk melakukan KB setelah melahirkan nanti. Menyarankan untuk cukup punya dua anak setelah saya ditanya jumlah anak. Yups, saya paham kalau beliau sedang mengkampanyekan program Keluarga Berencana. Selain itu, beliau juga memberi gambaran tentang keberlangsungan hidup untuk puluhan tahun ke depan yang mana biaya hidup, biaya sekolah, dan biaya lainnya akan lebih mahal dari sekarang. Hihihi. Harus siap mental banget, nih.
Di sini saya tidak diperiksa, Dokter hanya memastikan ketersediaan vitamin untuk ibu hamil, asupan untuk Ibu hamil dan juga janin. Jika vitamin sudah habis, Dokter akan memberikan resep vitamin. Tapi kalau vitamin masih, ya pasti diminta untuk menghabiskannya. Hahaha.
Ruang Konseling
Berasa sedang berhadapan dengan pembimbing atau guru BK ketika berada di ruang konseling. Tidak hanya memastikan kesehatan fisik Ibu dan kondisi janin, kondisi lingkungan dan rumah pun harus dipastikan aman untuk ibu yang sedang mengandung.
Sebelum virus Covid-19 menjangkiti dunia, puskesmas biasanya melakukan kegiatan konseling untuk Ibu hamil dengan cara sosialisasi ke desa-desa. Namun karena wabah virus corona, konseling pun dilakukan di ruang tertutup dengan peserta maksimal lima.
Saya masih bersama Mbak Iif. Petugas puskesmas mendata apa-apa yang berkaitan dengan kesehatan rumah. Mulai dari ketersediaan toilet, keberadaan tikus, kandang hewan, sampai dengan jumlah lalat yang ada di rumah. 😂 Rumah yang di dalamnya ada seorang perempuan yang sedang hamil harus betul-betul lebih terjaga kebersihannya, lebih steril. Jika punya hewan peliharaan, kandangnya tidak boleh menempel dengan rumah. Harus berjarak.
Vaksin Dewasa
Selain pemeriksaan ANC, ternyata orang dewasa juga memerlukan vaksin untuk kesehatannya. Parahnya, saya baru tahu tentang vaksin dewasa, lho. Yups, setahu saya, tuh, vaksin hanya diberikan kepada anak-anak. Padahal, orang dewasa juga butuh vaksin. Beberapa vaksin untuk orang dewasa antara lain yaitu vaksin influenza, vaksin hepatitis A, dan vaksin cacar air.
Saya tahu ada vaksin untuk orang dewasa setelah membaca artikel tentang vaksin. Kabar bahagianya, di HaloDoc menyediakan vaksin dewasa. Ada lebih dari 100 daftar rumah sakit yang menawarkan vaksin dewasa. Tidak hanya menampilkan nama rumah sakitnya, HaloDoc juga memberikan informasi terkait harga vaksinnya. Yaps, perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani di bidang telekonsultasi kesehatan memang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Pun dengan layanannya, lengkap.
HaloDoc memang telah membuat terobosan yang memanfaatkan teknologi terkini yang menawarkan kemudahan dan mempersingkat waktu untuk mengakses kesehatan pada saat membutuhkan pertolongan dokter. Pun dengan kesehatan Ibu hamil.
Pemeriksan ANC, tuh, menurut saya bermanfaat sekali bagi Ibu hamil karena pemeriksaanya secara keseluruhan dan dapat menghemat waktu. Cukup sekali saja datang ke Puskesmas tapi sudah mendapat banyak pelayanan untuk Bumil. Rekomended, nih. Jadi, buat ibu hamil harus menyediakan waktu untuk ikut pemeriksaan ini, yaaa. Anti ribet-ribet dan manfaatnya sangat terasa.
0 komentar
Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.