Menjadi Ibu Sigap di Masa Pandemi
Jika ditanya, siapa perempuan yang menjadi inspirasi dan menjadi role model dalam hidup saya? Jawabannya sudah dipastikan adalah Ibu saya. Iya, bukan Dian Sastro meski saya fans beratnya dan menjadi salah satu perempuan yang menginspirasi. Bukan pula Najwa Shihab meskipun saya juga mengaguminya. Lebih lagi bukan R.A Kartini yang hanya saya kenal lewat lagu nasional. 🙈
Ibu adalah sosok wanita yang melahirkan saya, merawat saya dengan penuh ketegasan dan tanggung jawab. Saya yakin, seluruh Ibu di dunia ini akan melakukan hal yang sama untuk merawat dan menjaga anak-anaknya, berusaha untuk tidak menghukumnya jika melakukan kesalahan. Menjadi Ibu yang selalu sigap untuk buah hati dan juga keluarga. Menjadi Ibu yang ingin selalu memastikan bahwa keluarganya aman, nyaman, dan kenyang. 😅
Flashback saat saya masih ting-ting, ya! 🙈
Saat sudah beranjak dewasa, saya kerap tidak pulang rumah selama satu sampai dua minggu. Ini keluar rumah bukan tanpa pamit karena anak salihah banget, ya. Sudah mendapat izin dari kedua orang tua, bahkan kalau mau main lintas provinsi pasti diantar sampai terminal Bus dan ditunggu sampai saya berangkat. Memastikan banyak hal mulai dari saya duduk di sebelah mana, sampai dengan barang bawaan aman atau masih perlu pengamanan khusus. Ah...jadi kangen masa-masa itu. Syahdu banget rasanya, jatuh cinta terus sama mereka. ❤️
Omong-omong, Ibu saya adalah tipe wanita yang tidak bisa tenang dan tidur pulas kalau belum dapat kabar dari anak-anaknya. Beliau harus tahu anaknya di mana, sedang apa, bersama siapa, sudah makan atau belum, sudah ibadah atau lagi malas-malasan. Perlakuan seperti ini pun bikin kangen meski kadang membuat saya pura-pura lupa pada smartphone. 🤭
Menjadi Ibu Sigap di Masa Pandemi. 😎
Apa yang saya lihat, apa yang saya rasa, nyaris semua perlakuannya membuat saya nyaman. Iya, nyaris karena kadang suka kesal kalau ditelpon terus menerus padahal lagi asyik-asyiknya main.🤭Nah, sekarang saya sudah menjadi seorang Ibu dengan dua anak. Anak pertama saya usianya 5 tahun lebih dikit, sementara anak kedua saya usianya baru 10 bulan.
Saya mulai merasakan benih-benih protektif pada anak sulung karena dia sudah mulai banyak aktivitas di luar rumah. Baru keluar rumah sebentar untuk main, kadang ingin sekali menjemputnya. Berlama-lama di rumah Mbah Uti-nya atau ingin menginap tapi tanpa saya, rasanya hati ini senut-senut. Gimana kalau nanti udah dewasa dan mereka ingin main, jelajah dunia? Duh...pasti cekat-cekot kepala ini. Eh...bukan berlebihan namanya, tapi ini asli dari dalam hati bukan kaleng-kaleng. 🤣
Tugas seorang Ibu tidaklah sedikit. Namun, tiap harinya saya rutin memastikan bahwa anak-anak aman, nyaman, dan kenyang. Tiga hal ini paling saya utamakan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, memastikan anak dalam kondisi aman, tuh, wajib banget. Termasuk aman dari paparan virus. Ya...siapa tahu baru bertemu dengan orang baru. Pun dengan si kecil yang masih balita, saya protektif banget. Sigap untuk mereka.
Memastikan Keluarga Aman.
Sebagai Ibu pekerja di bagian pelayanan masyarakat, tiap harinya selalu bertemu dengan banyak orang, silih berganti. Ngeri sebenarnya, apalagi saat wabah virus corona masih berlanjut sampai sekarang. Ada rasa was was ketika sampai rumah, cuci tangan, belum mandi, tapi menggendong si kecil. Khawatir karena balita masih rentan dengan virus, daya tubuh belum kebal. Ya...meski saya sudah divaksin covid-19, tapi bukan berarti saya sudah aman dari paparan virus tersebut. Harus tetap menjaga diri dan selalu mematuhi protokol kesehatan ketika keluar rumah.
Baca tentang pemeriksaan ANC.
Tak henti-hentinya saya memberikan perhatian, pengertian kepada keluarga untuk tidak teledor, tetap taat pada aturan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Sementara untuk menjaga keluarga tetap sehat, saya berusaha memberikan asupan nutrisi dan imunomodulator untuk meningkatkan daya tubuh.
Dilansir dari www.inews.id, Imunomodulator adalah zat yang berfungsi memperkuat imunitas tubuh, sehingga mampu melindungi tubuh secara optimal dari infeksi mikroorganisme seperti virus. Imunomodulator berbahan alami dapat diperoleh dari tanaman herbal asli Indonesia, seperti meniran, daun kelor, dan kunyit.
1 komentar
Rasanya, benih benih protektif pada anak itu memang muncul secara alamiah dari jiwa keibuan kita ya Mba. Ibu berjuang melindungi sebisanya. Mendukung anak sekuat tenaga.
BalasHapusHaai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.