Beberapa waktu lalu, banyak media massa yang memberitakan terjadinya kebakaran area TPA di berbagai daerah. Bahkan, salah satu berita yang cukup menarik perhatian adalah ketika sampah-sampah menggunung di pinggir jalanan protokol sekitar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
sumber foto: https://www.indonesiana.id/ |
Keberadaan sampah memang menjadi momok tersendiri, baik masyarakat secara umum hingga para aktivis lingkungan. Hal serupa juga mengusik Edwin Fernanda Abhipraya. Beliau membuat terobosan dalam pengelolaan sampah dengan memanfaatkan digitalisasi dalam proses sortirnya. Gagasan yang menarik ini, sukses mengantarnya menjadi salah satu penerima penghargaan SATU Indonesia dari Astra pada tahun 2022 silam di bidang Teknologi.
Aplikasi digital sistem pengelolaan sampah ini bermula di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Aplikasi yang dikembangkan oleh Edwin Fernanda Abhipraya sendiri diberi nama Teman Ubah. Pada suatu kesempatan, Edwin menyatakan bahwa ide pengembangan aplikasi bank sampah digital ini bertujuan untuk memudahkan pembaruan data yang selalu terkini dan dapat diakses secara real-time. Hal ini tentu saja sangat memudahkan pihak pengelola sekaligus masyarakat untuk memantau kondisi sampah yang dikelola oleh Edwin dan timnya.
Untuk mengintegrasikan 168 kelompok bank sampah yang tersebar di 28 kecamatan dan 419 desa di Bojonegoro, Edwin membentuk sebuah tim digitalisasi bank sampah yang terdiri dari tujuh anggota. Bayangkan saja, menurut data kinerja pengelolaan sampah yang tercatat dalam SIPSN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2022, total timbulan sampah di Indonesia mencapai 20.719.586,43 ton, sementara penanganan sampah yang telah dilakukan baru mencapai 10.245.755,34 ton.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada tahun 2020, Kabupaten Bojonegoro hanya berhasil mengelola 23,8% sampah, dan angka tersebut mengalami penurunan menjadi 23,1% pada tahun 2021.
Menurut data dari SIPSN, timbulan sampah di Kabupaten Bojonegoro menunjukkan tren fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada 2019, Kabupaten Bojonegoro menghasilkan 185.688 ton sampah, yang kemudian meningkat menjadi 189.402 ton pada 2020. Angka tersebut sempat naik lagi menjadi 195.823 ton pada 2021, sebelum akhirnya turun signifikan menjadi 137.271 ton pada 2022.
Apa yang sukses dilakukan Edwin, juga memiliki campur tangan pihak pemerintah. Dalam sebuah kesempatan, pihak pemerintah juga mengatakan bahwa ide yang digagas Edwin seolah menjadi oase di padang pasir.Hal ini tidak lain, karena masyarakat Kabupaten Bojonegoro sendiri masih sangat awam dalam hal pengelolaan sampah sendiri. Itulah mengapa, gagasan Edwin mendapatkan sambutan dan dukungan penuh dari pemerintah dan tentu saja kalangan masyarakat.
Saat ini, aplikasi yang digagas oleh Edwin telah diterapkan untuk mengelola sampah anorganik di berbagai bank sampah yang ada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Edwin Semakin Dekat dengan Masyarakat untuk Sukseskan Programnya.
Edwin menjelaskan bahwa program ini pada awalnya dirancang untuk mendukung inisiatif Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, yang telah mengalokasikan dana miliaran rupiah untuk menyediakan kendaraan roda tiga yang dipinjamkan kepada kelompok Bank Sampah.
Mengingat dampak positif yang sangat besar, kita semua berharap agar program digitalisasi yang digagas oleh Edwin, dengan dukungan penuh dari Pemkab Bojonegoro, dapat menjadi contoh bagi kabupaten-kabupaten lainnya. Apresiasi serta dukungan dari berbagai pihak juga sangat penting untuk mendorong lebih banyak perubahan positif di daerah-daerah di Indonesia.
Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah semakin meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pelaku usaha yang terlibat dalam sektor pengelolaan sampah. Bisnis yang dijalankan tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan serta melibatkan berbagai elemen masyarakat. Berbagai inovasi pun bermunculan, dengan pemanfaatan platform digital yang semakin banyak diupayakan.
Dalam mewujudkan sistem aplikasi bank sampah ini, Edwin tentu tidak bisa bekerja sendirian. Apalagi secara geografis, Kabupaten Bojonegoro memiliki daerah yang cukup luas dengan jumlah populasi masyarakat yang cukup besar. Pada mulanya, Edwin Fernanda Abhipraya bersama bapak Eddy Siswanto mulai mengumpulkan data bank sampah dari 164 desa dan berasal dari 168 kelompok bank sampah yang tersebar di 19 kecamatan di kabupaten Bojonegoro. Jumlah jangkauan ini tentu diharapkan mengalami peningkatan jumlah seiring berjalannya waktu, termasuk di tahun 2024 ini.
Ide Cemerlang Mengantarkan Teman Ubah Mendapatkan Pengahargaan dari Astra.
Menariknya lagi, ide cemerlang ini terinspirasi dari mesin ATM setor tunai. Meskipun jarak masing-masing daerah berjauhan, tetapi masyarakat tetap dapat mengirimkan sampahnya melalui teller bank sampah. Data yang diinput pada bank sampah sendiri by name by address. Sehingga ketika dipantau secara online dan real time, data yang tampil adalah data valid.
Edin dan semua timnya telah membagikan berbagai link Google Form yang dapat diperbarui segera setelah mendapatkan kiriman sampah daur ulang dari masyarakat. Maka, jika sebelumnya data hanya bisa diperbarui seminggu sekali, kini pihak pengelola aplikasi Teman Ubah dapat memasukkan semua data baru setiap hari. Perubahan kecil yang ternyata berdampak besar di masyarakat dan tata kelola pemerintah, maka tidak heran jika hadirnya Teman Ubah ini mendapatkan pengahargaan dari Astra di bidang teknologi.
Bagaimana? Apakah kalian juga terinspirasi melakukan hal yang sama? Jangan lupa gandeng pemerintah terkait untuk memulai langkah awalnya. Selamat menjaga keseimbangan pengolahan sampah!