Ketika Anak-anak Mulai Suka Game Mobile Legends
Anak-anak Mulai Suka Mobile Legends - Hai, Bun. Adakah yang masih suka bengong ketika anak-anak bercerita tentang game favoritnya? Saya sebagai Ibu yang sama sekali enggak pernah nge-game, sering banget mengalami roaming ketika anak mulai bercerita tentang keseruannya main game yang sudah terpasang di gadgetnya. Meskipun demikian, Ibu-ibu tetap punya celah untuk menutupi ketidaktahuannya akan game demi terciptanya sebuah komunikasi yang baik. Iyaaaa kan, Buun? 🤣🤣
Kegiatan offline pun lebih seru! |
Meskipun anak-anak kami sudah kenal game dan sudah terlihat sangat menikmatinya, saya tetap enggak ada niat untuk turut bermain game supaya paham dengan apa yang diobrolkan mereka. Begitu juga dengan suami, kami sama-sama enggak memasang game dalam smartphone karena memang enggak tertarik saja. 😂
FYI, anak-anak kami masih usia dini. Anak pertama saat ini berusia delapan tahun, game favoritnya adalah Free Fire, Roblox, dan My Supermarket. Hanya ada tiga game yang terpasang di smartphonenya. Sedangkan anak kedua saat ini berusia 4.5 tahun, game kesukaannya adalah Snake Lite dan Honor of Kings. Hanya dua game juga yang sudah terpasang di gadgetnya.
Meskipun saya enggak tertarik untuk ikutan main game, tapi setidaknya saya tahu dan paham dengan game seperti apa yang mereka mainkan di handphonenya dengan cara browsing tentang artikel-artikel yang mereview game tersebut.
2023, Tahun Perjuangan Tanpa Gadget.
Menjumpai anak-anak yang asyik banget dengan gadgetnya, sangat menikmati dalam bermain game, kemudian tantrum ketika enggak diberikan akses untuk main game, sungguh sangat menyedihkan. Saya pernah mengalaminya sampai berseberang pendapat dengan suami dalam menyelesaikan tantrum anak-anak karena gadget. Bisa dibilang, mereka pernah di level nyaris kecanduan gadget. Sangat menyedihkan. 😭
Setelah mengobrol dengan suami dan mencapai mufakat, akhirnya kami memutuskan untuk sama-sama enggak memberikan akses gadget kepada anak-anak. Yaps, bukan dengan cara pelan-pelan, tapi langsung memutuskan mencabut aksesnya demi kewarasan bersama. Alasan lainnya kenapa kami enggak memperbolehkan mereka main game lagi karena di usia mereka yang tergolong dini masih susah mengendalikan emosi dan belum bisa disiplin waktu ketika sudah bermain game.
Masih lekat dalam ingatan, Kecemut yang kalau sepulang sekolah kerap nge-game, terlihat seperti orang bingung, cemas, dan kelihatan sekali ingin meminta akses untuk bermain gadgetnya. Tapi, saya tetap tegas walapun sebernarnya kasihan sekali melihat dia enggak ceria seperti biasanya. Iya, bermain game itu bisa membuat anak-anak happy dan semangat. Tapi saya percaya, bahwa kebahagiaan juga bisa diciptakan tanpa dengan nge-game. Benar adanya, alhamdulillah dengan memberikan simulasi ide-ide kreatif setiap harinya, mereka sudah kembali ceria tanpa bergantung dengan gadgetnya.
Meronceng, les menggambar, membuat gantungan kunci, membuat banyak jenis prakarya, dan kegiatan positif lainnya. Banyak sekali kegiatan seru yang mereka coba setiap harinya. Berawal dari coba-coba, akhirnya menjadi nyaman berkreasi, khususnya Kecemut. Dia yang lebih intens dengan gadget. Kalau Wildan, sih, tipe anak yang suka bermain di luar ruang. Jarang bermain gadget, tapi sekalinya sudah pegang gadget, jangan salahkan Ibu mengandung. 😂
Bijak Membuat Peraturan Bermain Game untuk Anak Usia Dini.
Alhamdulillah kami telah melewati "masa-masa kritis" yang mana anak begitu dekat dengan gadgetnya, mudah emosi ketika minta handphone tapi enggak diberikan akses, sampai mereka kadang merasa seperti bingung dan stress jika seharian tidak bermain handphone. Kami merasa beruntung karena proses yang enggak mudah itu menjadikan mereka sekarang sudah mulai paham dan dapat mengikuti peraturan yang kami buat khususnya tentang peraturan waktu untuk bermain gadget.
Kita sebagai orang tua zaman sekarang sudah pasti sangat paham bahwa keberadaan gadget ini enggak melulu memberikan efek negatif buat anak-anak. Begitu juga dengan aktivitas nge-game, enggak melulu merugikan anak-anak. Ada sisi baik atau sisi positifnya. Apalagi kita hidup di zaman serba digital, di mana gadget sudah jadi teman sehari-hari, bahkan untuk anak-anak usia dini. Tapi, terlalu banyak bermain gadget, terutama game, bisa bikin anak kecanduan.
Sebagai orang tua bijak dalam membuat peraturan bermain gadget atau nge-game. Di antara kebijakannya adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan Waktu Khusus Bermain Game.
Waktu atau jam untuk bermain game harus ditentukan, berikan waktu khusus untuk mereka nge-game. Kami memberikan izin kepada anak-anak untuk boleh nge-game pada hari Sabtu dengan durasi maksimal 3 jam tapi enggak berturut-turut. Setidaknya ini membantu anak memahami bahwa bermain game adalah aktivitas yang ada batasannya.
2. Terapkan Zona Bebas Gadget.
Anak-anak kami sudah paham, kalau sedang berada di meja makan enggak boleh ada gadget. Sedang makan, enggak boleh sambil main gadget. Yaps, kami sudah membuat area atau waktu tertentu yang bebas gadget. Saat makan bersama, sedang kumpul keluarga, dan sebelum tidur, menjadi waktu-waktu bebas gadget. Ini sangat penting untuk memastikan anak punya waktu berkualitas tanpa gangguan layar.
anak kecil kok serius banget main HP...hahaha |
3. Komunikasikan Alasan di Balik Peraturan.
Saya sangat menghindari untuk sekadar bilang "enggak boleh main game lama-lama atau main gadget lama-lama" tanpa menjelaskan alasannya. Kita perlua mejelaskan dampak buruk terlalu banyak main gadget, seperti mata lelah, lupa belajar, atau waktu bermain dengan teman-teman menjadi berkurang. Anak biasanya lebih mudah menerima peraturan kalau mereka mengerti alasannya.
Lalu, Bagimana Ketika Mereka Tiba-tiba Mulai Suka Game Mobile Legends?
- Buka Aplikasi BRImo;
- Lalu Pilih Lifestyle;
- Pilih Voucher Game;
- Klik pada kategori "Voucher Game" dan pilih "Mobile Legends."
- Pilih Voucher.
- Konfirmasi Pembayaran;
- Periksa kembali detail voucher dan konfirmasi pembayaran;
- Masukkan PIN;
- Transaksi Berhasil.
Yuk, Jadi Contoh yang Baik Bagi Anak-anak!
Ketimbang hanya duduk dengan penuh penasaran hanya karena Evos, saya pun mencari tahu apa itu Evos. Ternyataa, oh! Baiklah, anak usia 4.5 tahun sudah tahu Evos. Kira-kira tahu dari mana, ya? Tentu dari teman sepermainannya yang gaul-gaul banget, Bun. 😂
Yuk, kita sama-sama jadi contoh yang baik bagi anak-anak. Kalau kita ingin anak-anak enggak terlalu sering berinteraksi dengan gadget, kita juga harus memberikan contoh yang sama. Hindari terus-terusan memegang ponsel saat sedang bersama anak. Kalau memang sangat urgent, jangan sungkan minta izin kepada mereka untuk menggunakan ponsel. Jelaskan kenapa saat itu juga kita harus pegang ponsel. Sekali pun berburu diskon di online shop ya, Bun.
Eits...jangan salah! Nyari diskonan juga penting dan kadang membutuhkan waktu lama. Iya kan, Bun? Makanya wajib banget untuk dikomunikasikan supaya enggak terjadi miss communication. 😂Sebagai orang tua, penting banget untuk bikin peraturan main game atau main gadget yang bijak supaya anak tetap sehat, bahagia, dan nggak "lengket" terus menatap layar.
0 komentar
Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.