Komunikasi yang aku lakukan dengan Jasmine tidak hanya komunikasi secara terang-terangan, bersuara lantang, saat dia sedang berceloteh atau diam. Ada saatnya aku cukup samar-samar, berbisik.
Bila Jasmine sedang aktif berceloteh, aku selalu mengikuti intonasi yang ia keluarkan. Tentunya suaraku harus lebih "merdu" darinya. Lebih meliuk-liuk, keras, jelas. Hihihi
Saat Jasmin diam, aku pun mengajaknya ngobrol. Tapi melihat kondisinya terlebih dahulu, sih. Jika diamnya karena udah mau merem, alias mengantuk, tidak mungkin aku ajak ngobrol, dong. Takut kalau tiba-tiba ia berceloteh: YANG IBU LAKUIN KE AKU, JAHAT!