Menurut Ayah, kriteria seorang Sekretaris diantaranya yaitu rajin mendokumentasikan apapun. Menurutnya (lagi), jabatan Sekretaris, tuh, paling cocok diberikan kepada seorang perempuan.
Pertanyaannya, apakah tiap perempuan, tuh, rajin? *jawab sendiri sekeras-kerasnya, ya.*
Menurut Ayah (lagi), aku termasuk perempuan sekaligus Isteri yang kurang rajin mendokumentasikan apapun itu. Lebih cocok dibilang perempuan pemalas. Hihihi *nasib kamu, yang. harus nerima, lho.* Tapi jangan salah, lho. Tuhan Maha Mengerti, kapan waktu terbaik bagi hambaNya untuk sedikit demi sedikit belajar menghapus sifat buruk menjadi lebih baik. Bahkan sangat baik. Bertransformasi. Hihihi
Yakalii...manusia akan selamanya mengukir catatan buruk di sisa hidupnya. Tidak, kan? Pasti berusaha menjadi lebih baik. Seperti aku yang terus berusaha menjadi Sekretaris baik dan handal di dalam rumah tangga.
Rasanya, kok, iri banget sama Mbak Ren. Beliau, tuh, selalu membuat notulen chat group. Maksudnya, karena kesibukannya di tempat kerja, dan juga rumah, beliau jarang nimbrung di group. SAMA PERSIS SEPERTI AKU, JARANG NIMBRUNG.
Cuma bedanya.....
Beliau bisa merekam semua obrolan di group dalam sebuah rekapan, kemudian membagikan hasil rekapan di group.
Sedangkan aku? NIHIL.
Hanya bisa baca, tapi jarang berkomentar kecuali ada yang perlu di Quote atau RT. Hihihi. Berawal dari rajinnya membuat rekap obrolan di group, aku bisa jamin beliau juga rajin merekap, merekam, mendokumentasikan apapun saat di rumah. Untuk rumah tangganya.
Ini membuatku iri. Seriyes....
Padahal, menjadi Sekretaris dalam rumah tangga, tuh, penting banget, ya. Menulis apa yang dibutuhkan suami, anak, dalam waktu tertentu. Menulis apa yang sudah didapat dalam periode tertentu. Sampai pada apa yang akan dibeli esok hari untuk anak kos. Penting banget, ya! Hihihi
Aku menyadari, jika di dalam rumah tangga ada salah satu anggota yang rajin mendokumentasikan apapun, maka akan jarang terjadi miss communication. Sebab, selalu ada tulisan yang berbicara.