Alhamdulillaah, sudah sampai angka lima, Nak. Lima bulan usiamu, lho. Tidak terasa sudah dua bulan kamu jadi anak ASIP, Ibu jadi Bu Perah. Hahahaha...Alhamdulillaah, bulan ini adalah bulan perjuangan bagi kita, Nak.
Ibu mengatakan bulan perjuangan karena lima bulanmu ini bertepatan dengan bulan ramadhan yang mana Ibu memutuskan untuk puasa.
"Memangnya kenapa kalau puasa, Buk?"
Awalnya, Ibu sempat was was jumlah ASI yang keluar akan berkurang. Secara, pagi sampai sore tidak ada asupan. Bagaimana ASI bisa berlimpah, kan?
Ternyata Allah Maha Tahu, Nak. Alhamdulillaah...DIA mencukupkan! Jumlah ASI yang Ibu dapat tiap harinya sama dengan hari biasa ketika Ibu tidak puasa. Subhanallah ya, Nak. Tiada henti Ibu bersyukur. Bahagia tak terkira.
Ini moment banget, dan akan menjadi catatan penting buat kita berdua, kelak. Nah, sekarang saatnya menuliskan tumbuh kembang ya, Nak.
Kamu sehat, Ibu juga demikian. Tambah sehat. Bahkan, imunisasi DPT untuk yang terakhir, si demam tidak menghampirimu. Asyik banget, kan. Usai shalat Isya, kita bobok bareng, pulas. Bangun-bangun, sudah waktunya sahur.
Ini pertanyaan aneh. Sungguh. Bagi Ibu ini pertanyaan aneh, Nak. Siapapun boleh menggendongmu, kok. Asaaaaal...
Orang tersebut adalah orang baik, dan Ibu kenal. Itu syaratnya. Sedangkan ketentuannya, mereka tidak membawa kamu ke luar dari zona Sidengen, tempat tiggal kita. Ibu parno, taku ada culik. Qiqiqiqi
Alhamdulillaah...tidak sedikit orang, tetangga, yang kerap mengajakmu jalan. Mereka adalah orang-orang baik. Nenek Nasiah, misalnya. Beliau berjasa banget, Nak. Mau bergantian momong kamu ketika Mbah Uti mau shalat. Atau, melakukan aktifitas lain. Nenek Nas ikhlas.
Mengangkat kedua tangan adalah sinyal yang kamu berikan saat ada orang lain yang hendak mengajakmu. Sinyal ini kamu berikan hampir kepada setiap orang yang akan mengajakmu. Asli, kamu tidak pilih-pilih, Nak. Kecuali sudah nempel Ibu, sinyal itu tidak ada.
"Eeemmm"
"Aaaa..aa...aa."
Kosa kata yang terucap dari bibir mungilmu sudah bertambah, Nak. Tidak hanya "aaaaaaaa". Tapi, aaa-nya makin banyak, dan patah-patah.
" aaa... a...aa..aaaaa."
Selain abjad secara utuh, kamu sudah mulai rajin berceloteh. Kalau kata Mbah, Mbraok, namanya.
Nada suara Ibu harus lebih tinggi dari suara kamu. Dengan cara demikian, kamu makin semangat berceloteh. Kadang, seolah-olah nampak sedang bertengkar. Hihihihi
Daaaan...berikut pertumbuhan pada usia lima bulan!
Ibu mengatakan bulan perjuangan karena lima bulanmu ini bertepatan dengan bulan ramadhan yang mana Ibu memutuskan untuk puasa.
"Memangnya kenapa kalau puasa, Buk?"
Awalnya, Ibu sempat was was jumlah ASI yang keluar akan berkurang. Secara, pagi sampai sore tidak ada asupan. Bagaimana ASI bisa berlimpah, kan?
Ternyata Allah Maha Tahu, Nak. Alhamdulillaah...DIA mencukupkan! Jumlah ASI yang Ibu dapat tiap harinya sama dengan hari biasa ketika Ibu tidak puasa. Subhanallah ya, Nak. Tiada henti Ibu bersyukur. Bahagia tak terkira.
Ini moment banget, dan akan menjadi catatan penting buat kita berdua, kelak. Nah, sekarang saatnya menuliskan tumbuh kembang ya, Nak.
***
Motorik
Nak, pada usia ini, kamu masih nyantai banget. Masih asyik dengan tengkurep, dan bolak-balik badan. Kepala belum begitu kuat, dan masih suka digeletakkan di atas kasur. Belum memberi sinyal untuk duduk, apalagi merangkak.
Ibu pernah membaca beberapa artikel, bahwa pada usia lima bulan biasanya bayi mulai berusaha untuk duduk. Tapi tidak denganmu, Nak. Masih santai, dan menikmati masa-masa tengkurep, bolak-balik badan. Bangun tidur saja langsung tengkurep. Bobok pun, kadang tengkurep.
Semisal ada yang bilang, kamu terlambat dalam perkembangan pada tahap ini, Ibu cuek. Ibu tidak peduli apa kata mereka. Terpenting bagi Ibu, kamu sehat. Dan perkembangan-perkembangan yang dibilang terlambat itu masih dalam batas toleransi. Santai saja ya, Nak. Akan ada banyak kejutan darimu yang tak kalah membahagiakannya. Ibu yakin!
Ketika kedua tanganmu memegang botol susu dengan semangat, misalnya. Atau, mencengkeram pipi Ibu, Ayah, Mbah, orang-orang yang sering berada di dekatmu. Ini memang telihat simpel, namun sukses membuat Ibu BAHAGIAAAAA!
Sensorik
Jasmine, dan Syaquita. Tidak semua orang memanggilmu "Jasmine." Menurut sebagian orang, sapaan Jasmine itu susah dilafalkan. Lebih mudah Syaquita.
Yang membuat Ibu kagum nih, ya. Baik Jasmine, maupun Syaquita, kamu akan menoleh dengan sapaan itu.
Artinya, kamu sudah paham dengan namamu sendiri, Nak.
Kesehatan
Satu bulan mines sepuluh hari, Ibu mengajakmu puasa ramadhan. Alhamdulillaah, kita sama-sama sehat, Nak. Beberapa orang yang mengatakan: "anak bakal diare jika diajak puasa." Alhamdulillaah itu tidak berlaku untkmu, Nak.Kamu sehat, Ibu juga demikian. Tambah sehat. Bahkan, imunisasi DPT untuk yang terakhir, si demam tidak menghampirimu. Asyik banget, kan. Usai shalat Isya, kita bobok bareng, pulas. Bangun-bangun, sudah waktunya sahur.
Sosial
"Jasmine boleh kugendong, Dah?"Ini pertanyaan aneh. Sungguh. Bagi Ibu ini pertanyaan aneh, Nak. Siapapun boleh menggendongmu, kok. Asaaaaal...
Orang tersebut adalah orang baik, dan Ibu kenal. Itu syaratnya. Sedangkan ketentuannya, mereka tidak membawa kamu ke luar dari zona Sidengen, tempat tiggal kita. Ibu parno, taku ada culik. Qiqiqiqi
Alhamdulillaah...tidak sedikit orang, tetangga, yang kerap mengajakmu jalan. Mereka adalah orang-orang baik. Nenek Nasiah, misalnya. Beliau berjasa banget, Nak. Mau bergantian momong kamu ketika Mbah Uti mau shalat. Atau, melakukan aktifitas lain. Nenek Nas ikhlas.
Mengangkat kedua tangan adalah sinyal yang kamu berikan saat ada orang lain yang hendak mengajakmu. Sinyal ini kamu berikan hampir kepada setiap orang yang akan mengajakmu. Asli, kamu tidak pilih-pilih, Nak. Kecuali sudah nempel Ibu, sinyal itu tidak ada.
Celotehan
Suara kamu ternyata mirip Ibu, ya. Pun dengan tertawanya. Ini anak Ibu banget, Ayah nebeng saja dowang. Hahahaha"Eeemmm"
"Aaaa..aa...aa."
Kosa kata yang terucap dari bibir mungilmu sudah bertambah, Nak. Tidak hanya "aaaaaaaa". Tapi, aaa-nya makin banyak, dan patah-patah.
" aaa... a...aa..aaaaa."
Selain abjad secara utuh, kamu sudah mulai rajin berceloteh. Kalau kata Mbah, Mbraok, namanya.
Nada suara Ibu harus lebih tinggi dari suara kamu. Dengan cara demikian, kamu makin semangat berceloteh. Kadang, seolah-olah nampak sedang bertengkar. Hihihihi
Daaaan...berikut pertumbuhan pada usia lima bulan!
Berat Badan: 6.6 kg -> 7.1 kg.
Tinggi Badan: 67 cm -> 68 cm
Panjang telapak kaki: 10 cm -> 10 cm (sama)
Lingkar kepala: 40 cm -> 42 cm
Lingkar dada: 46 cm -> 47 cm
Lingkar lengan: 16 cm ->16 cm (sama)
Lingkar tangan: 12 cm ->12 cm (sama)
Lingkar paha: 29 cm -> 30 cm
Lingkar kaki: 19 cm ->19 cm (sama)
Lebar Bahu: 15 cm-> 20 cm
Semoga awewek Ibu sehat wal afiat dan makin solehah, ya.