Eeeeeeh...BuIbu arisan kompleks sudah pernah hiking belom? Hahaha. *ketawasombong* Aku yakin, meski rajin ikut arisan, beberapa BuIbu kompleks pasti tahu dan pernah hiking. Tapi, kalau hiking sambil gendong bayi sudah pernah belum? Huaaahaha. *gayabanget* *sokyes*
Ini Jasmine bukan lagi pamer lho, ya. Bisa diartikan, kami sama-sama kagum saat melihat hasil foto kami di atas bukit scotter.
Bagiku, bisa mengajak Si Kecil ikut FamTrip ke Dieng bareng Blogger, dengan didampingi pihak Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara, tanpa kendala suatu apa adalah PUJI SYUKUR! Lha ini, sudah sampai Dieng, masih diberi bonus sekaligus kejutan oleh Si Kecil. Yaitu mencapai puncak Bukit Scotter, Dieng.
Ya, aku mengatakan kejutan karena aku kira Jasmine bakal bosan dan rewel sesampainya di kaki Bukit Scotter.
Ini Jasmine bukan lagi pamer lho, ya. Bisa diartikan, kami sama-sama kagum saat melihat hasil foto kami di atas bukit scotter.
Bagiku, bisa mengajak Si Kecil ikut FamTrip ke Dieng bareng Blogger, dengan didampingi pihak Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara, tanpa kendala suatu apa adalah PUJI SYUKUR! Lha ini, sudah sampai Dieng, masih diberi bonus sekaligus kejutan oleh Si Kecil. Yaitu mencapai puncak Bukit Scotter, Dieng.
Emaknya girang, anaknya udah lelah. . . |
Ya, aku mengatakan kejutan karena aku kira Jasmine bakal bosan dan rewel sesampainya di kaki Bukit Scotter.
"Yasmine, kita berhenti di sini saja, ya. Di atas dingin. Di sini kan anget, ada Kak Berbie."
Berjalan kurang lebih 500 meter dari jalan raya, aku berhenti di tempat parkir. Di sana sudah ada Mbak Rian yang memutuskan untuk tidak ikut hiking. Pun denganku. Karena pagi itu, aku menggendong Kecemut. Kasihan Ibu dan Anak andai perjalanan tetap dilanjutkan. Pikirku saat itu.
IniBukitScotterKami...hahaha |
Aku duduk di sebelah Mbak Rian yang mulai asyik dengan kameranya. Tidak lama duduk, Kecemut rewel. Duuh...gawat ini kalau sampai rewel. AYAAAH...TOLONG! (Pertamakali piknik tanpa Ayah, menginap pula).
"Duuh...piye anakmu. Diajak jalan coba. Siapa tahu diam."
Hahaha...Pala Berbie pusing dengar tangisan bayi. Daripada makin menjadi, aku langsun mengajaknya jalan ke bawah, kembali ke minibus yang membawa kami.
Usaha pertama gagal. Kecemut tetap rewel. Aku paham, jam biologisnya pagi itu adalah waktunya untuk jalan-jalan pagi. Makanya, Kecemut minta jalan terus, terus jalan. Takjubnya sama ini bocah, diajak jalan ke bawah tetap rewel. Tapi, diajak jalan ke atas, dia girang banget.
Rasanya tidak mungkin seusia Kecemut tahu di mana letak bukit. Analisa pendek, mungkin dia melihat banyak orang yang jalan ke atas, menuju bukit dan beberapa petani menuju ladangnya. Kecemut ingin merasakan keramaian juga, mungkin.
Pingin ke atas juga ya, Beib? |
"Waduh-waduh, masih bayi jangan diajak ke atas, Mbak. Kasihan, dingin. Sini ikut Nini Wito saja."
Seorang perempuan lanjut usia yang sedang memegang sapu di terasnya berjalan cepat dan memegang tangan Jasmine.
"Anget. Aku kira kedinginan." Ucap Nini Wito sambil menggenggam tangan Jasmine, memegang pipinya, lalu menciumnya.
Jasmine kembali rewel, dan kali ini tambah hebat rewelnya. Aku langsung berpamitan kepada Nini Wito, sembari minta doa untuk keselamatan kami. *inilebay* *tapidoaorangtuapenting*
Akhirnya, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Bukit. Kecemut diam dan dia nampak mulai ngantuk. Ini sudah lebih dari setengah perjalanan, jika aku turun, kok rasanya ada yang sia-sia, ya. Karena Kecemut dalam keadaan nyaman dan aman, aku terus berjalan sampai akhirnya bisa berdampingan dengan Tante, Blogger yang paling santai hikingnya.
Dilepas sebentar, langsung rusuh. Memetik Daisy. . . :D Kagak boleh merusak alam, Nak. Dosaaaa. . . :) |
Di sepanjang perjalanan, aku terus berdoa untuk keselamatan kami. Karena ini adalah pengalaman pertamaku mengajak Jasmine ke bukit. Memang, lokasi bukit tidak terlalu jauh dari jalan raya. Hanya membutuhkan waktu 30 menit jalan kaki super santai sambil gendong Jasmine. Tapi, tetap saja ada rasa was was. Asli, dag dig duug!
Sesampainya di puncak bukit, aku melihat kebahagiaan pada senyum Si Kecil. Melihat hamparan rumput di sekitar bukit, dan para Bloggers yang sedang ramai, berfoto kaki Jasmine memberi kode bahwa dia ingin segera turun.
Andai malam hari tidak hujan, rumput tidak basah banget, aku akan membiarkannya turun. Bermain, merangkak dengan bahagia di atas rumput Bukit Scotter. Sayang sejuta kasih, kawasan bukit becek.
Makasiih Pakde Topaaan! :D |
Tidak mengizinkan anak turun, tapi Ibu ngidam banget pingin naik gardu bambu buat mendapat foto kece. Bhahahaha. Kelakuan.
Beruntung ada Bapake dan Ibune Jiwo yang mau dititipin dikau, Jasmine sayong. Dengan menggunakan baby carier, Bapake Jiwo menggendongmu.
Ibu baru meninggalkanmu beberapa detik, tapi kamu rewel lagi. Kan jadi kagak konsen narsis di atas gardu bambu, Cyiiint! Bhahaha. Eh, jangan bilang kalau rewelmu itu pertanda kamu ingin naik ke gardu bambu juga, ya! Ngeeeri tauuk! Cukup Ibu saja yang dapat foto kece dari gardu pandang, ya. :P
Baca juga Keelokan Lansekap Dieng dari Bukit Scotter.