"Ya ampuun, jam istirahat masih di depan komputer. Istirahat napa. Apa ngga capek?"
Acap kali seorang teman menegurku saat jam istirahat dan aku justeru masih asyik di depan komputer. Waktu istirahat di tempat kerja memang cukup lama, enam puluh menit.
Tepat jam 12.00 WIB, alarm absensi sidik jari berbunyi. Selang beberapa menit, adzan duhur berkumandang. Aku pun bergegas ambil air wudhu, kemudian menuju mushola untuk sholat duhur. Waktu untuk beribadah maksimal lima belas menit. Lanjut ke kantin untuk makan. Lokasi kantin cukup dekat dengan musola, hanya beberpa langkah saja. Di sini aku biasanya hanya menghabiskan waktu lima belas menit. Tuuuh, masih cukup banyak waktu istirahatku, kan?
Bagiku, istirahat ngga melulu merebahkan badan. Sebagai Blogger, bagiku duduk di depan komputer sekadar untuk membaca tulisan teman-teman Blogger yang telah masuk daftar kunjungan merupakan salah satu wujud dari istirahat. Aktivitas ini biasa disebut dengan Blogwalking.
Bila dalam sehari bisa membaca blog post terbaru milik teman-teman Blogger, rasanya menyenangkan. Bagiku, kegiatan semacam ini termasuk me time. Apalagi jika bisa sampai mempublish tulisan saat jam istirahat, uuuuh...begitu sempurna. Tapi ini jarang kulakukan karena untuk menerbitkan tulisan di blog membutuhkan waktu lebih dari tiga puluh menit. Terkecuali tulisan sudah nangkring di draft, dan tinggal merapihkan. Bisa jadi klik terbitkan!
Aktivitas blogging yang kerap kusebut me time ngga hanya dengan memanfaatkan waktu istirahat di kantor. Di rumah pun kalau Yasmin sudah istirahat, pekerjaan rumah sudah beres, aku kembali menikmati waktu luang untuk Blogging menggunakan smartphone.
"Yawlooo...hidupmu buat ngeblog dowang ya, Dah!"
Hahaha...ya ngga laaah. Ngga melulu waktu luang kugunakan untuk blogging. Ngga melulu juga me time aku tuh blogging. Aku udah punya table time buat kegiatan harianku, dong. Lagipula, untuk menulis di blog pun membutuhkan mood yang bagus. Ngga mungkin tiap jam, tiap waktu. Ngga seperti chating, ya. 😂
Lalu, jika aku memposisikan blogging sebagai me time, partner terbaikku yaitu suami, ngapain? Apakah sama-sama menulis?
NGGAAAAA!
Kami punya aktivitas me time yang berbeda. Sama-sama pegang notebook, tapi beda aktifitas yang dikerjakan. Sama-sama pegang smartphone, tapi beda aplikasi yang dibuka.
Aku ngeblog, suami nge-games. Dan kalau sudah sama-sama di depan gadget, kami betul-betul ngga berkomunikasi. Sibuk dengan dunianya sendiri. Sampai ngga bersuara. Tapi ini ngga bertahan lama, paling satu sampai dua jam kami fokus dengan aktivitas masing-masing. Karena setelahnya, ada alarm alami yang mengingatkan kami untuk kembali ke dunia nyata.
"Bikin yang anget-anget, ah!"
Aku atau suami sama-sama menyukai kehangatan. *eh* 🙊 Segelas teh dan beberapa keping roti menjadi teman setia yang selalu sukses menghangatkan dan cukup bikin kenyang. Teh yang kami konsumsi adalah teh hijau Kepala Djenggot. Teh ini dikenal sebagai teh yang bagus untuk diet. Namun, selain itu ternyata ada banyak manfaat lain yang untuk menjadikan tubuh makin sehat karena antioksidan yang ada di dalam teh hijau cap kepala jenggot cukup baik.
Teh hijau kepala jenggot memiliki keunggulan dimana proses produksinya menggunakan teknologi canggih sehingga segala kandungan gizi dan nutrisi yang ada di dalam teh ini tetap dapat dipertahankan dengan baik. Yaa...meski cara me time yang menyenangkan bagi kami berbeda, tapi tetap sehatea kalau masalah konsumsi teh yang menyehatkan. 👫
Teh hijau kepala jenggot memiliki keunggulan dimana proses produksinya menggunakan teknologi canggih sehingga segala kandungan gizi dan nutrisi yang ada di dalam teh ini tetap dapat dipertahankan dengan baik. Yaa...meski cara me time yang menyenangkan bagi kami berbeda, tapi tetap sehatea kalau masalah konsumsi teh yang menyehatkan. 👫
Omong-omong, kalian konsusmsi teh kepala djenggot juga, kan? Kalau belum konsumsi, cobain, deh. Jangan lupa share cerita #sehatea versi kalian, ya. Teh hijau ini berbeda dengan teh pada umumnya.