Gimana sih rasanya pisah ranjang dengan anak dan juga suami? Euuumh...ternyata biasa banget, aku pernah mencobanya beberapa hari yang lalu dan sukses bikin bahagia. 😂 Ini gue somplak amat, ya. Kayak orang ngga normal aja. Qiqiqi Tapi jangan dikira aku ada permasalahan keluarga, ya. Hahaha.
Ini kali pertama aku meninggalkan anak dan suami untuk suatu kepentingan. Ngga bertemu dengan mereka satu setengah hari. Bahagia? Sama sekali ngga. Mau bobok biasanya ada yang mijetin, malam itu harus memejamkan mata tanpa ada pijetan. Udah gitu, tiba-tiba kaki kram karena habis kungkum di kolam hangat D'Qiano. Onde mandeee, nelangsoo bangett. Uuuwh...berat banget.
Tengah malam biasanya ada yang membangunkan untuk nenen, eeh malah waktu itu aku terbangun tapi bukan buat nenenin. Melihat kanan kiri, teman tidur sudah pada pules semua rasanya jadi horror. Aku pun melihat handphone, baru jam 02.00 WIB. Masih ada tiga jam lagi menuju subuh. Mata dipaksa untuk kembali tidur, tapi susah. Uuwh...betapa beratnya pisah ranjang.
Belum lagi drama saat mengantarkan Yasmin kepada Omnya. Dia nangis dengan suara sampai melengking. Sebenarnya aku ngga tega banget, tapi lebih ngga tega lagi kalau harus membawanya ke Dieng untuk ikut famtrip sementara cuaca sedang tak menentu.
Pagi itu, Yasmin masih bersama aku karena malam harinya ikut menginap di Hotel Surya Yudha Banjarnegara. Dia bobok kira-kira jam 23.00 WIB. Itupun setelah makan roti dari Mbak Mechta. Nampaknya dia kelaparan karena sempat mengajak keluar buat jajan. Bangun tidur kira-kira pukul 06.00 WIB, Yasmin langsung mainan dan aku malah leha-leha ngga jelas sampai pada akhirnya waktu untuk sarapan pagi tiba dan aku lupa memberi ASI terlebih dahulu kepada Yasmin. Sungguh ini penyesalan yang teramat.
Merasa beruntung karena keyakinan telah terkumpul dan begitu kuat, alhamdulillaah Yasmin ngga rewel meski kami pisah ranjang. Menurut Mbah Uti, malam harinya sih dia bangun karena pingin minum, tapi semua dapat teratasi dan ngga sampai rewel. Alhamdilillaah...bahagia banget kalau ninggalin anak bojo tapi ngga rewel. Uuuwh...
Tengah malam biasanya ada yang membangunkan untuk nenen, eeh malah waktu itu aku terbangun tapi bukan buat nenenin. Melihat kanan kiri, teman tidur sudah pada pules semua rasanya jadi horror. Aku pun melihat handphone, baru jam 02.00 WIB. Masih ada tiga jam lagi menuju subuh. Mata dipaksa untuk kembali tidur, tapi susah. Uuwh...betapa beratnya pisah ranjang.
Belum lagi drama saat mengantarkan Yasmin kepada Omnya. Dia nangis dengan suara sampai melengking. Sebenarnya aku ngga tega banget, tapi lebih ngga tega lagi kalau harus membawanya ke Dieng untuk ikut famtrip sementara cuaca sedang tak menentu.
Pagi itu, Yasmin masih bersama aku karena malam harinya ikut menginap di Hotel Surya Yudha Banjarnegara. Dia bobok kira-kira jam 23.00 WIB. Itupun setelah makan roti dari Mbak Mechta. Nampaknya dia kelaparan karena sempat mengajak keluar buat jajan. Bangun tidur kira-kira pukul 06.00 WIB, Yasmin langsung mainan dan aku malah leha-leha ngga jelas sampai pada akhirnya waktu untuk sarapan pagi tiba dan aku lupa memberi ASI terlebih dahulu kepada Yasmin. Sungguh ini penyesalan yang teramat.
Merasa beruntung karena keyakinan telah terkumpul dan begitu kuat, alhamdulillaah Yasmin ngga rewel meski kami pisah ranjang. Menurut Mbah Uti, malam harinya sih dia bangun karena pingin minum, tapi semua dapat teratasi dan ngga sampai rewel. Alhamdilillaah...bahagia banget kalau ninggalin anak bojo tapi ngga rewel. Uuuwh...