Nak..Nak..Nak, sini Ibu ceritain tentang kamu pada Minggu 17 September 2017, Tantrum di dalam Bus.
Siang itu, Ayah mengantar kita ke Terminal Sawangan, Wonosobo. Tempat ini menjadi titik awal perjalanan pulang setelah sehari sebelumnya kita menginap di rumah Mbah. Karena hari itu Ayah kerja, Ibu pun lebih memilih naik angkutan umum untuk sampai rumah Banjarnegara supaya Ayah ngga terlalu capek harus bolak-balik kantor. Tanpa menunggu lama, Bus yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang. Andai sebelumnya memesan tiket bus secara online, mungkin kita tidak akan menunggu lama.
Pelan-pelan tangan Ibu meraih tiang besi yang berada di dekat pintu masuk. Kemudian, melangkahkan kaki kanan dan disusul kaki kiri, lalu duduk di belakang sopir.
Melihatmu seperti bad mood, Ibu pun sedikit was was. Di dalam bus ngga panas-panas amat karena beberapa jendela terbuka. Tapi keringat mulai nampak di dahimu. Ibu pun melepas gendongan, dan meraih ujung jarik untuk mengipasimu. Yaa...siapa tahu sikap diam yang kamu tunjukan ke Ibu hanya karena udara panas yang membuatmu tak nyaman.
Bus baru melaju kira-kira lima menit, dan kamu minta turun padahal tujuan kita masih jauh, Nak. Ibu pun berdiri, kalik saja kamu bosan duduk. Duuuh...bukannya tenang, malah kamu rewel, nangis dengan nada suara lumayan tinggi.
"Turuuun...turuuuuuun...turuuun!"
Hanya kata itu yang terucap dari bibir mungilmu. Ibu lebih memilih untuk tetap berdiri, bersandar di samping kursi, dan meneluk-nepuk punggungmu dengan pelan.
Apakah kamu merasa nyaman dan kemudian diam?
Ngga! Kamu terus nangis sampai kedua kakimu bergerak sebagai bentuk protes ingin turun. Betapa Ibu sebenarnya bingung banget, Nak. Melihat kamu nangis, dan melihat tatapan para penumpang yang sepertinya kasihan melihatmu rewel.
Mengendarai angkutan umum, dan kamu rewel yang teramat. Ini menjadi pengalaman baru bagi Ibu. Antara kaget dan bingung tentunya. Segala upaya telah Ibu lakukan, namun ngga ada yang berhasil. Sampai di tujuan yaitu pertigaan Singamerta, kamu masih rewel.
Kamu yang biasanya baik-baik saja ketika Ibu ajak naik angkutan umum, tiba-tiba siang itu tantrum di dalam Bus.
Kamu yang biasanya langsung minta berdiri di dekat jendela Bus, tiba-tiba siang itu ngga betah duduh di dekat jendela.
Semoga kejadian seperti ini hanya sekali saja ya, Nak. Semoga lain waktu jika Ibu ajak naik Bus (lagi), kamu dapat menikmatinya. Seperti halnya Ibu yang kadang sampai ketiduran di Bus.💃
Siang itu, Ayah mengantar kita ke Terminal Sawangan, Wonosobo. Tempat ini menjadi titik awal perjalanan pulang setelah sehari sebelumnya kita menginap di rumah Mbah. Karena hari itu Ayah kerja, Ibu pun lebih memilih naik angkutan umum untuk sampai rumah Banjarnegara supaya Ayah ngga terlalu capek harus bolak-balik kantor. Tanpa menunggu lama, Bus yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang. Andai sebelumnya memesan tiket bus secara online, mungkin kita tidak akan menunggu lama.
Pelan-pelan tangan Ibu meraih tiang besi yang berada di dekat pintu masuk. Kemudian, melangkahkan kaki kanan dan disusul kaki kiri, lalu duduk di belakang sopir.
Melihatmu seperti bad mood, Ibu pun sedikit was was. Di dalam bus ngga panas-panas amat karena beberapa jendela terbuka. Tapi keringat mulai nampak di dahimu. Ibu pun melepas gendongan, dan meraih ujung jarik untuk mengipasimu. Yaa...siapa tahu sikap diam yang kamu tunjukan ke Ibu hanya karena udara panas yang membuatmu tak nyaman.
Bus baru melaju kira-kira lima menit, dan kamu minta turun padahal tujuan kita masih jauh, Nak. Ibu pun berdiri, kalik saja kamu bosan duduk. Duuuh...bukannya tenang, malah kamu rewel, nangis dengan nada suara lumayan tinggi.
"Turuuun...turuuuuuun...turuuun!"
Hanya kata itu yang terucap dari bibir mungilmu. Ibu lebih memilih untuk tetap berdiri, bersandar di samping kursi, dan meneluk-nepuk punggungmu dengan pelan.
Apakah kamu merasa nyaman dan kemudian diam?
Ngga! Kamu terus nangis sampai kedua kakimu bergerak sebagai bentuk protes ingin turun. Betapa Ibu sebenarnya bingung banget, Nak. Melihat kamu nangis, dan melihat tatapan para penumpang yang sepertinya kasihan melihatmu rewel.
Mengendarai angkutan umum, dan kamu rewel yang teramat. Ini menjadi pengalaman baru bagi Ibu. Antara kaget dan bingung tentunya. Segala upaya telah Ibu lakukan, namun ngga ada yang berhasil. Sampai di tujuan yaitu pertigaan Singamerta, kamu masih rewel.
Kamu yang biasanya baik-baik saja ketika Ibu ajak naik angkutan umum, tiba-tiba siang itu tantrum di dalam Bus.
Kamu yang biasanya langsung minta berdiri di dekat jendela Bus, tiba-tiba siang itu ngga betah duduh di dekat jendela.
Semoga kejadian seperti ini hanya sekali saja ya, Nak. Semoga lain waktu jika Ibu ajak naik Bus (lagi), kamu dapat menikmatinya. Seperti halnya Ibu yang kadang sampai ketiduran di Bus.💃