Aku punya kebiasaan mengenalkan transportasi umum kepada Kecemut. Mengenalkan dalam arti memberi tahu dan juga turut merasa bahagia saat naik transportasi umum. Eh tapi bukan karena kami belum punya mbem-mben atau wus-wus, ya. Kami, khususnya aku, hanya ingin membiasakan anak-anak naik transportasi umum supaya nantinya ngga ketergantungan dengan jemputan orang tua atau keluarga nantinya. Ngga mabok darat, apalagi sampai punya ketakutan naik kendaraan umum. 😂
Perkenalan itu dimulai saat pertama kali kami mudik ke Wonosobo. Saat itu usia Wita baru enam bulan, kalau ngga salah ingat. Selain taat kepada orang tua karena ngga membolehkan kami ber sepeda motor, aku memang mengutamakan naik transportasi umum. Lebih nyaman, dan aman. Ngga mikir risiko kehujanan saat dalam perjalanan. Kalau kalian mengikuti akun instagram atau twitter @CERISFamily, pasti sering melihat update-an kami yang tengah asyik duduk berdua di dalam Bus atau angkutan kota. 🙊
Loooh, kok berdua saja? Mana Ayahe, manaaa?
Yayayaya, saat naik kendaraan umum, kami lebih sering jalan berdua saja tanpa Ayah. Ya harap maklum, Ayah kan pekerja berat, untuk mendapat libur itu susah. Hahaha. Kasihan, ya. Eeeh...kalau mau ngasih jajan, silakan ke Syaquita. Tapi kalau mau ngasih amplop, ke aku saja. Ayah ngga perlu dikasih apapun, cukup dengan dimasakin mie goreng terus dikasih cabe rawit, bahagianya dunia akhirat.🤗
Mengajak Wita naik kendaraan umum saat dulu dan sekarang, tuh, berbeda. Dulu dia cukup aku gendong, usap-usap punggungnya, tak lama kemudian tidur. Sekarang, dia baru bis tidur kalau sudah sepertiga perjalanan atau lebih. Dan sebelum dia tidur, pasti kami bernyanyi lirih di dalam bus. Iyaa, lirih. Ngga berani keras-keras takut dikira lagi ngamen.
Apa yang kami nyanyikan? Biasanya lagu anak yang beraroma transportasi umum.
Lagu langganan yaitu Naik Kereta Api, Naik Becak, atau Naik Delman. Ngga pas memang, apalagi kami sedang naik Bus. Tapi gimana lagi, lagu naik bis kota ciptaan AT Mahmud nampaknya belum menarik buat Wita. Hihihi
Perkenalan itu dimulai saat pertama kali kami mudik ke Wonosobo. Saat itu usia Wita baru enam bulan, kalau ngga salah ingat. Selain taat kepada orang tua karena ngga membolehkan kami ber sepeda motor, aku memang mengutamakan naik transportasi umum. Lebih nyaman, dan aman. Ngga mikir risiko kehujanan saat dalam perjalanan. Kalau kalian mengikuti akun instagram atau twitter @CERISFamily, pasti sering melihat update-an kami yang tengah asyik duduk berdua di dalam Bus atau angkutan kota. 🙊
Loooh, kok berdua saja? Mana Ayahe, manaaa?
Yayayaya, saat naik kendaraan umum, kami lebih sering jalan berdua saja tanpa Ayah. Ya harap maklum, Ayah kan pekerja berat, untuk mendapat libur itu susah. Hahaha. Kasihan, ya. Eeeh...kalau mau ngasih jajan, silakan ke Syaquita. Tapi kalau mau ngasih amplop, ke aku saja. Ayah ngga perlu dikasih apapun, cukup dengan dimasakin mie goreng terus dikasih cabe rawit, bahagianya dunia akhirat.🤗
Mengajak Wita naik kendaraan umum saat dulu dan sekarang, tuh, berbeda. Dulu dia cukup aku gendong, usap-usap punggungnya, tak lama kemudian tidur. Sekarang, dia baru bis tidur kalau sudah sepertiga perjalanan atau lebih. Dan sebelum dia tidur, pasti kami bernyanyi lirih di dalam bus. Iyaa, lirih. Ngga berani keras-keras takut dikira lagi ngamen.
Apa yang kami nyanyikan? Biasanya lagu anak yang beraroma transportasi umum.
Lagu langganan yaitu Naik Kereta Api, Naik Becak, atau Naik Delman. Ngga pas memang, apalagi kami sedang naik Bus. Tapi gimana lagi, lagu naik bis kota ciptaan AT Mahmud nampaknya belum menarik buat Wita. Hihihi
Terbang bareng Alif dan Sofia... |
Wita sudah paham wujud transportasi umum mulai dari angkot, sampai kereta api. Namanya Becak, Delman, dia sering naik bareng Mbahnya. Tapi kalau kereta api, belum. Dia baru sebatas tahu karena sering memutar lagu Naik Kereta Api lewat youtube.
Nah, baru-baru ini yang lagi membuatnya penasaran yaitu Pesawat Terbang. Dulu, aku pernah mengajaknya main ke Taman Letnan Karjono. Di sana ada rupa pesawat. Sayangnya, dia sepertinya belum paham betul bahwa itu Pesawat wus-wus. Yaudah, lain waktu mungkin akan kami ajak kembali untuk melihat pesawat di Taman sebelum beneran mengajaknya naik pesawat.
Wush-wush... |
Pertanyaan ini keluar spontan dari mulut mungil Wita saat dia sedang nonton video di youtube. Judulnya Rukun Islam. Video ini lebih menarik dari pada video pada umumnya dengan judul yang sama karena berbentuk animasi. Lebih kreatif juga sebagai sarana belajar, dan komunikasi.
Aaah...setelah sekian lama merasa susah mengenalkan pesawat lewat lagu (selain lagu Kapal Terbang milik Joshua), akhirnya bulan lalu aku mendapat video ini. HAHAHAHA. Bahagiaaaaa banget tauuuu! Memang, ini bukan lagu anak secara umum, kata pesawat pun bukan untuk judul lagu, dan hanya diucapkan sekali. Tapi bagiku ngga masalah, yang penting saat dia nonton video ini, ada ketertarikan. Apalagi dia sudah paham dengan pesawat karena ada penekanan di akhir lagu yaitu wus-wus. Hahaha. Lucuk yaaakkkk.
Yang perlu dilakukan saat ini adalah berdoa biar bisa naik pesawat wus-wus. Ngga cuma nonton replikanya dowang di taman, ya. Soalnya saat ini booking tiket pesawat makin mudah. Belum lagi, sekarang banyak bertebaran diskon pembelian tiket pesawat di Bukalapak. Rasa-rasanya kesempatan dan kemungkinan tiap orang untuk dapat naik pesawat makin besar. Ngga seperti dulu pas aku masih kecil. Boro-boro baik pesawat, bisa naik Bus saja sudah alhamdulillaah. 🙈