Ketika seorang Ibu telah memutuskan menjadi working mom atau pekerja, berarti telah paham dengan segala konsekuensinya. Harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan segala kebutuhan buat keluarga, mengurus kebutuhan diri, menyelesaikan pekerjaan rumah dan juga kantor dengan tepat waktu, dll dll. Apalagi masih punya batita, harus lebih ekstra.
Kita semua tahu bahwa, si kecil tuh suka semau gue karena dia belum paham betul dengan situasi, dan belum bisa menerjemahkan raut wajah Ibu kecuali raut marah. 😂 Makanya kalau aku melihat ada Ibu Pekerja memarahi anaknya, dengan dalih "capek karena banyaknya pekerjaan kantor", aku suka sedih. Meski kadang aku suka keceplosan ngomong kek gitu sama Yasmin kalau lagi LELAAAH karena kerjaan kantor.
"Buk, siapa yang memutuskan sebagai ibu pekerja."
"Buk, belum semua batita bisa diajak komunikasi secara utuh."
"Buk, belum semua batita dapat memahami kesibukan orang tuanya."
BuIbu pasti lebih tahu dan paham seperti apa karakter si kecil. Maka dari itu, ketika Ibu sedang dalam keadaan capek karena banyaknya deadline kantor, pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai, atau ada permasalahan lain yang sampai membuat kesal, maka yang bisa dilakukan Ibu adalah bersabar. Aku akui, memang tidak mudah bersabar saat raga atau bahkan jiwa dalam keadaan capek, sementara si kecil sedang ingin dimanja, lagi pingin dimanjaaaaa. Bawaannya pasti snewen mulu seperti sedang PMS. 😂 Apalagi setelah seharian ditinggal kerja, kangen pastinya. Tidak ingin tahu, pokoknya pingin nemplok Ibu.
Baginya, tiap hari adalah hari bermain. Padahal kita semua tahu bahwa, tidak ada hal lain yang lebih membahagiakan si kecil selain perhatian dari orang tua dan bermain. Maka dari itu, kalau sedang tidak punya banyak stok kesabaran, aku memilih bermain yang mengasyikan yaitu bertukar peran dengan Yasmin. Iya, Ibu berperan sebagai Yasmin, dan Yasmin berperan sebagai Ibu. 🙈
Kebiasaan-kebiasaan yang kerap dilakukan si kecil akan dikerjakan oleh Ibu. Pun sebaliknya dengan kebiasaan Ibu yang tiap hari meladeni si kecil. Dalam waktu tertentu si kecil berperan sebagai seorang Ibu. Namun ini bukan hal mudah karena kita juga harus paham dengan kondisi si kecil saat itu. Jika sekiranya masih bisa diajak komunikasi dengan baik, bisa banget Ibu sok manja ngelendot atau bobok dipangkuan si kecil. Sok minta diambilin minum, dikeloni, minta dipijit atau permintaan lain yang kerap menjadi request si kecil.
Bertukar peran saat Ibu sedang dalam keadaan capek ternyata seru banget dan selalu sukses menetralisir denyut jantung serta memperlancar peredaran darah Ibu yang saat itu agak beku. 🙊 Sudah sering aku melakukan tukar peran dengan Yasmin, dan hasilnya selalu saja ada yang membuatku terharu. Saat hendak mandi, misalnya. Dia menyiapkan handuk dan minyak telon buatku. 😂 Ketika lagi pingin tiduran di pangkuannya, tidak hanya sekadar duduk, tapi diusap-usap kepalanya juga. Ini sungguh menggelitik dan rasa lelah hilang seketika karena aku merasa dia yang sedang berperan sebagai Ibu, tuh, lebih penyabar dan penyayang dari AKU, IBU ASLInya.
Dunia anak adalah dunia bermain, kadang ini tidak bisa ditawar. Makanya jika lelah mulai datang, mending bertukar peran dengan si kecil ketimbang marah-marah menuruti nafsu. 🤣