Bintil hitam yang muncul pada kulit atau tahi lalat sukses membuat Yasmin kaget, heboh, bahagia, dan masih banyak rasa yang susah aku ungkapkan melalui tulisan. Asli, dia terkagum-kagum sama yang namanya andeng-andeng itu. Hampir tiap hari dia menunjukan tahi lalat kemudian membicarakannya.
Berbicara dengan nada keras dengan si kecil hanya karena dia susah makan. Oh...yes, oh...no! Banyak yang bilang, hidup sebagai orang tua tanpa drama tuh kurang berwarna. Namun menjadi orang tua yang terlalu banyak drama pun rasanya njelehi. 😂 Apalagi dramanya hanya karena si kecil sudah makan. Duuuh...mending cari solusi ketimbang terus berceloteh di lini masa. Begitu, bukan?
Asli ini bukan sok bijak, sebenarnya ya aku pusing delapan keliling menghadapi si kecil yang susah makan. Berbagai macam cara sudah aku coba. Mulai dari menghaluskan nasi, ya siapa tahu dia lagu malas mengunyah terlalu lama. Sampai membuatkan lauk dan camilan favoritnya. Semua sudah Ibuk lalukan, Pak Dokteeeeer! Tapi belum ada yang berhasil. Ibuk tuh sedih pisan.
Bila sedang sehat, Kecemut biasanya habis satu centong nasi. Lauk favoritnya ada telor, bakwan, dan sop, pasti ikut dihabiskan. Lha ini, sudah diambilkan makan, tapi ogah-ogahan membuka mulut. Ibuk sudah siap mendongeng sambil nyuapin, tetap saja belum berminat makan. Aku jadi curiga kalau ada harta karun di dalam mulutnya yang tidak boleh diketahui siapapun. 😂
Asli ini bukan sok bijak, sebenarnya ya aku pusing delapan keliling menghadapi si kecil yang susah makan. Berbagai macam cara sudah aku coba. Mulai dari menghaluskan nasi, ya siapa tahu dia lagu malas mengunyah terlalu lama. Sampai membuatkan lauk dan camilan favoritnya. Semua sudah Ibuk lalukan, Pak Dokteeeeer! Tapi belum ada yang berhasil. Ibuk tuh sedih pisan.
Bila sedang sehat, Kecemut biasanya habis satu centong nasi. Lauk favoritnya ada telor, bakwan, dan sop, pasti ikut dihabiskan. Lha ini, sudah diambilkan makan, tapi ogah-ogahan membuka mulut. Ibuk sudah siap mendongeng sambil nyuapin, tetap saja belum berminat makan. Aku jadi curiga kalau ada harta karun di dalam mulutnya yang tidak boleh diketahui siapapun. 😂
Sedih? Iyaaaa...sedih banget. Tapi sedihku tidak boleh berkelanjutan, cukup dua menit saja dan selanjutnya harus mencari cara alternatif supaya anak mau makan walau hanya 2 suapan, syukur-syukur lahap sesuai porsi.
Aku kembali ingat bahwa sejagad raya tahu, dunia anak adalah dunia bermain. Saat ada susah-susah dengan si kecil, berusahalah sekuat tenaga untuk tidak "meledak" dan tetap mengajaknya bermain. Jujur ada sedikit emosi ketika menyajikan makan, lalu ditumpahkan. Menyuapi, lalu dilepehkan. Bukan kekuatan ibu peri yang diharapkan saat itu, karena akan berujung baper.
Aku kembali ingat bahwa sejagad raya tahu, dunia anak adalah dunia bermain. Saat ada susah-susah dengan si kecil, berusahalah sekuat tenaga untuk tidak "meledak" dan tetap mengajaknya bermain. Jujur ada sedikit emosi ketika menyajikan makan, lalu ditumpahkan. Menyuapi, lalu dilepehkan. Bukan kekuatan ibu peri yang diharapkan saat itu, karena akan berujung baper.
Pedagang kaki lima a la Ibuk... |
Ketika Yasmin susah makan, Ibuk mulai cerdik berperan sebagai pedagang kaki lima. Minimal makanan yang mengandung karbo harus masuk di dalamnya, usahakan juga ada camilan kesukaannya. Tak lupa aku menyiapkan alat tukar, uang mainan, supaya Yasmin tambah tertarik untuk membeli makanan.
Satu yang masih menjadi PR buatku yaitu ketika si kecil susah makan dan sedang dalam keadaan tidak sehat pula. Ini butuh banget perjuangan. Aku belum menemukan cara ampuh karena cara di atas sudah aku aplikasikan dan belum berhasil. Tahu sendiri, jika sedang sakit, mood si kecil menjadi labil banget. Siapa tahu ada yang sudah punya solusi, boleh lah berbagi tip untuk ini. 😗
Satu yang masih menjadi PR buatku yaitu ketika si kecil susah makan dan sedang dalam keadaan tidak sehat pula. Ini butuh banget perjuangan. Aku belum menemukan cara ampuh karena cara di atas sudah aku aplikasikan dan belum berhasil. Tahu sendiri, jika sedang sakit, mood si kecil menjadi labil banget. Siapa tahu ada yang sudah punya solusi, boleh lah berbagi tip untuk ini. 😗
Tapi tetap ya, Buk-Ibuuuk, jangan lengah, jangan dulu lelah, dan jangan mau kalah dengan si kecil. Taklukan...taqluqkan! 😂
#KecemutIbuk
Akhir pekan entah di bulan apa, kami mengagendakan renang karena sudah lama tidak berenang. Emmm...bukan, bukan aku yang berenang, melainkan Ayah dan Yasmin. Aku cukup menawarkan dan mempersiapkan segala kebutuhan mereka untuk renang. Duuh...sebenarnya pingin juga renang, tapi karena tidak bisa MELAYANG karena kelebihan LEMAK, aku lebih memilih untuk mendampingi mereka.
Saat aku menawarkan kepada Yasmin untuk ke Surya Yudha Park (SYP), dia jejinggrakan, kemudian ikut mempersiapkan perlengkapan yang perlu dibawa. Sesampainya di SYP, seperti biasa kolam renang sudah ramai pengunjung. Maklum, alhir pekan. Kami sengaja datang agak siang supaya Yasmin bisa berlama-lama main air tanpa cepat kedinginan karena air kolam sudah terkena sinar matahari.
Namanya anak, seramai apapun mah tidak peduli karena yang penting baginya adalah bisa main air sepuasnya. Ini udah mirip Ayahnya, jika belum merasa puas, maka tidak akan menepi meski mata sudah terlihat merah dan bibir membiru.
"Andai ada kolam renang dengan air hangat di sini, pasti aku akan lebih tenang membiarkan Yasmin renang sampai dia merasa lelah." Aku membatin sambil berkhayal andai di SYP ada kolam renang air hangat.
Bukan tidak mungkin, sih. Apalagi perkembangan dunia pariwisata kini makin cepat. Meski di D'Qiano sudah ada kolam air hangat, tapi kan lokasinya jauh dari tempat tinggalku. Pun dengan di Kalibening, sama saja jauh dengan kota. Makanya, impian banget jika SYP juga menyediakan kolam air hangat. Entah itu hanya untuk berendam karena ukurannya yang minimalis, atau bisa juga digunakan untuk renang, terpenting ada.
Surprise banget, dong, saat main ke Surya Yudha Bay Sands dan ternyata di salah satu kolamnya terisi air hangat. Akhirnya...di Banjarnegara kota ada juga kolam berendam dengan air hangat atau jacuzzi. Tanpa basa-basi, aku langsung telpon suami untuk menyusul ke SYP buat nyobain Bay Sands yang ada air hangatnya. Hahaha. Sekali mendayung, ya. Padahal hari itu aku cukup sok sibuk karena ada kegiatan bareng teman-teman GenMile.
Meski tidak tidak begitu luas, namun nyaman untuk berendam karena di dalam kolam terdapat tempat untuk duduk. Jadi si kecil bisa sambil duduk dan bersandar, gitu. Selain untuk berendam, kolam ini juga bisa digunakan untuk renang si kecil. Airnya yang hangat, dan didukung dengan pemandangam alam sekitar membuat pengunjung betah berlama-lama di Bay Sands SYP. Apalagi terdapat fasilitas pendukung seperti seperti kamar bilas yang tidak jauh dari kolam, dan kursi jemur yang begitu nyaman, klop banget.
notes: dokumentasi foto di atas diambil oleh Kak Jeim.
notes: dokumentasi foto di atas diambil oleh Kak Jeim.
Ketika seorang Ibu telah memutuskan menjadi working mom atau pekerja, berarti telah paham dengan segala konsekuensinya. Harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan segala kebutuhan buat keluarga, mengurus kebutuhan diri, menyelesaikan pekerjaan rumah dan juga kantor dengan tepat waktu, dll dll. Apalagi masih punya batita, harus lebih ekstra.
Kita semua tahu bahwa, si kecil tuh suka semau gue karena dia belum paham betul dengan situasi, dan belum bisa menerjemahkan raut wajah Ibu kecuali raut marah. 😂 Makanya kalau aku melihat ada Ibu Pekerja memarahi anaknya, dengan dalih "capek karena banyaknya pekerjaan kantor", aku suka sedih. Meski kadang aku suka keceplosan ngomong kek gitu sama Yasmin kalau lagi LELAAAH karena kerjaan kantor.
"Buk, siapa yang memutuskan sebagai ibu pekerja."
"Buk, belum semua batita bisa diajak komunikasi secara utuh."
"Buk, belum semua batita dapat memahami kesibukan orang tuanya."
BuIbu pasti lebih tahu dan paham seperti apa karakter si kecil. Maka dari itu, ketika Ibu sedang dalam keadaan capek karena banyaknya deadline kantor, pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai, atau ada permasalahan lain yang sampai membuat kesal, maka yang bisa dilakukan Ibu adalah bersabar. Aku akui, memang tidak mudah bersabar saat raga atau bahkan jiwa dalam keadaan capek, sementara si kecil sedang ingin dimanja, lagi pingin dimanjaaaaa. Bawaannya pasti snewen mulu seperti sedang PMS. 😂 Apalagi setelah seharian ditinggal kerja, kangen pastinya. Tidak ingin tahu, pokoknya pingin nemplok Ibu.
Baginya, tiap hari adalah hari bermain. Padahal kita semua tahu bahwa, tidak ada hal lain yang lebih membahagiakan si kecil selain perhatian dari orang tua dan bermain. Maka dari itu, kalau sedang tidak punya banyak stok kesabaran, aku memilih bermain yang mengasyikan yaitu bertukar peran dengan Yasmin. Iya, Ibu berperan sebagai Yasmin, dan Yasmin berperan sebagai Ibu. 🙈
Kebiasaan-kebiasaan yang kerap dilakukan si kecil akan dikerjakan oleh Ibu. Pun sebaliknya dengan kebiasaan Ibu yang tiap hari meladeni si kecil. Dalam waktu tertentu si kecil berperan sebagai seorang Ibu. Namun ini bukan hal mudah karena kita juga harus paham dengan kondisi si kecil saat itu. Jika sekiranya masih bisa diajak komunikasi dengan baik, bisa banget Ibu sok manja ngelendot atau bobok dipangkuan si kecil. Sok minta diambilin minum, dikeloni, minta dipijit atau permintaan lain yang kerap menjadi request si kecil.
Bertukar peran saat Ibu sedang dalam keadaan capek ternyata seru banget dan selalu sukses menetralisir denyut jantung serta memperlancar peredaran darah Ibu yang saat itu agak beku. 🙊 Sudah sering aku melakukan tukar peran dengan Yasmin, dan hasilnya selalu saja ada yang membuatku terharu. Saat hendak mandi, misalnya. Dia menyiapkan handuk dan minyak telon buatku. 😂 Ketika lagi pingin tiduran di pangkuannya, tidak hanya sekadar duduk, tapi diusap-usap kepalanya juga. Ini sungguh menggelitik dan rasa lelah hilang seketika karena aku merasa dia yang sedang berperan sebagai Ibu, tuh, lebih penyabar dan penyayang dari AKU, IBU ASLInya.
Dunia anak adalah dunia bermain, kadang ini tidak bisa ditawar. Makanya jika lelah mulai datang, mending bertukar peran dengan si kecil ketimbang marah-marah menuruti nafsu. 🤣
"Yaelah...uang segitu saat Yasmin gede atau 10 tahun kemudian bisa jadi tidak ada nilainya. Mending dimanfaatkan untuk usaha dulu, atau investasi apa lah. Ketimbang buat asuransi pendidikan anak."
Mungkin ini salah satu alasan bagi mereka yang kurang pas atau malah tidak suka dengan asuransi, khususnya asuransi pendidikan anak. Nilai mata uang yang sudah masuk asuransi menjadi tidak ada nilainya di masa mendatang. Maksudnya, ketika aku memasukan uang 5 juta untuk asuransi, bisa jadi saat ini bisa digunakan untuk mendaftar sekolah, beli seragam, peralatan sekolah, dll. Namun lima atau bahkan sepuluh tahun kemudian saat anak masuk bangku SMA, nilai uang tersebut mungkin hanya bisa dimanfaatkan untuk membeli peralatan sekolah saja. Apalagi kita semua tahu bahwa biaya pendidikan makin mahal, dan ini sebuah kepastian. 🤣
Ini baru jenis asusansi yang satu kali bayar, ya. Belum lagi asuransi dengan sistem angsuran, ugh...mungkin makin tidak ternilai rupiahnya di masa mendatang. Tapi tenang...tenangkan hati, pikiran, jangan goyah, dan terus ibadah. 🙊
Mungkin ini salah satu alasan bagi mereka yang kurang pas atau malah tidak suka dengan asuransi, khususnya asuransi pendidikan anak. Nilai mata uang yang sudah masuk asuransi menjadi tidak ada nilainya di masa mendatang. Maksudnya, ketika aku memasukan uang 5 juta untuk asuransi, bisa jadi saat ini bisa digunakan untuk mendaftar sekolah, beli seragam, peralatan sekolah, dll. Namun lima atau bahkan sepuluh tahun kemudian saat anak masuk bangku SMA, nilai uang tersebut mungkin hanya bisa dimanfaatkan untuk membeli peralatan sekolah saja. Apalagi kita semua tahu bahwa biaya pendidikan makin mahal, dan ini sebuah kepastian. 🤣
Ini baru jenis asusansi yang satu kali bayar, ya. Belum lagi asuransi dengan sistem angsuran, ugh...mungkin makin tidak ternilai rupiahnya di masa mendatang. Tapi tenang...tenangkan hati, pikiran, jangan goyah, dan terus ibadah. 🙊
Berpendapat itu sah-sah saja, tapi bagi aku yang doyan banget asuransi, tentu pendapat yang demikian selalu aku kesampingkan karena bagiku berapapun nilainya nanti, terpenting aku punya simpanan nantinya, entah jumlah berapa. ini prinsip ya, Pak. Prinsip! 😂
Aku bukan pakar matematika yang jago berhitung sampai untung rugi dari sebuah asuransi. Bukan juga pakar ekonomi yang pandai bikin neraca saldo hanya karena ingin tahu jumlah aset keluarga. Aku cuma seorang Ibu muda yang manis, dan kebetulan belum bisa memutar uang untuk wirausaha. Seorang perempuan yang belum mau direbetkan dengan urusan uang, tapi juga tidak mau rugi. Hahaha. Iya, pikirku tuh kalau misal punya uang dan dibuat untuk usaha, kemudian gagal usahanya, kan menjadi rugi. 😂 Ini emoh banget. Bukan penakut, cuma belum pingin rugi saja. 🙊
"Eeeh...uang hasil asuransi tidak berkah, lho. Ada hukum apalah apalah. Apalagi ngasih uang sekian, dapatnya bisa berlipat ganda dalam waktu tertentu. Dosaaaa woy, dosaaaa!"
Uhui...aku takut dosaaa, asli. Tapi kembali ke niat awal bahwa, aku menabung dalam bentuk asuransi ini tujuannya supaya punya simpanan yang lebih aman nantinya. Tidak hanya itu, dengan ikut asuransi, harapanku nantinya akan lebih ringan dalam membiayai pendidikan anak-anak. Selebihnya, misal ada manfaat di dalamnya, cukup mengucap hamdallah saja. 😂 Eeh...sekarang juga ada asuransi syari'ah, lho. Kalau ada aroma-aroma syari'ah kan katanya boleh, dan berkah. 🙊
Kontra tentang asuransi ini sebagian besar ada pada pihak laki-laki. Ya, laki memang kurang suka dengan asuransi entah berkedok apapun. Asuransi Masa depan, mapan, pendidikan, kesehatan, maupun asuransi jiwa, tidak berpengaruh. Seperti suamiku, dalam hal asuransi kami sangat berbeda pandangan. Ayah termasuk tipe suami yang tidak suka menyimpan uang dalam bentuk asuransi. Sedangkan aku, doyan banget MAIN asuransi. Punya tabungan dikit, dialihkan ke asuransi. Nambah dikit lagi, beli logam mulia. Nambah banyak, getol buat anak lagi, dong. *sombong beneerrrrrrrrr yaaak 😂
Aku bersyukur punya suami yang tidak terlalu rusuh perihal pendapatan isteri. Ya, kami sama-sama pekerja. Dia hanya berpesan untuk tidak banyak ceng-cong, dan lebih hati-hati dalam mengelola uang. Kalau aku beli ini itu, dia juga tidak terlalu banyak berkomentar. Mungkin ngomong sama kaca saja dirasa cukup. Mungkin (lagi), yang terpenting isterinya bahagiaaaa. 🤣
Perbedaan sudut pandang pun sepertinya tidak pernah berujung pada keributan. Kami cukup sekadar tahu, dan saling mengerti saja. Setelahnya kami sama-sama evaluasi sebagai bentuk pemahaman supaya nantinya bisa saling menghargai. Termasuk perihal asuransi, suami mana tau. 🤣 Hlaaah? Terus uang pembayaran asuransi dapat dari mana, dong? Ya dari rezeki yang datang dari pintu mana saja, rezeki yang datang langsung ke aku. 🙊
Lalu, kenapa aku tetap kekeuh utuk ikut asuransi baik asuransi pendidikan anak atau asuransi lain yang menurutku perlu?
Perbedaan sudut pandang pun sepertinya tidak pernah berujung pada keributan. Kami cukup sekadar tahu, dan saling mengerti saja. Setelahnya kami sama-sama evaluasi sebagai bentuk pemahaman supaya nantinya bisa saling menghargai. Termasuk perihal asuransi, suami mana tau. 🤣 Hlaaah? Terus uang pembayaran asuransi dapat dari mana, dong? Ya dari rezeki yang datang dari pintu mana saja, rezeki yang datang langsung ke aku. 🙊
Lalu, kenapa aku tetap kekeuh utuk ikut asuransi baik asuransi pendidikan anak atau asuransi lain yang menurutku perlu?
- Aku mudah tergoda dengan uang yang ada di ATM dan juga buku tabungan. Makanya aku harus mengamankannya ke dalam asuransi atau bentuk lain yang tidak bisa digunakan semau gue.
- Aku doyan banget jajan di luar. Ini bahaya banget kalau tabungan sampai keliatan terus. Bisa menuruti napsu makan yang berimbas pada berat badan. Oh..No!
- Aku belum bisa merangkap pekerjaan sebagai wirausaha. Makanya jika ada lebih sedikit saja langsung masuk tabungan yang nantinya akan aku manfaatkan seperti point satu.
- Asas manfaat. Seluruh dunia tahu lah, ada banyak manfaat dengan ikut asuransi. Tidak perlu aku sebutin satu-satu karena aku bukan ahlinya. Tapi misal ada yang bilang "situ mau saja dikibulin sama orang asuransi", itu sah-sah saja. Aku tetap teguh pendirian, kok.
- Mungkin yang kelima nusul.
Oiya, kamu termasuk tim PRO atau KONTRA dengan asuransi? Boleh tahu alasannya, dong. 🤣