Sebagai Ibu pekerja, mendapatkan waktu utuh untuk anak-anak menjadi salah satu sumber kebahagiaan. Bagaimana tidak, dari pagi hingga sore, kami bekerja. Sampai rumah kemudian menjumpai anak-anak masih power full, tuh, bahagia banget. Ikut bergabung, menyatu dengan mereka menjadi pilihan tepat. Tentu setelah badan ini bersih, ya. Enggak main peluk-peluk apalagi menyeruduk cium-cium. Enggak boleh banget! 🙈
Tapi, ketika sampai rumah mendapati anak sedang asyik bermain gadget, kira-kira apa yang harus dilakukan? Marah-marah atau stay cool and calm?
Hayo, jawab jujur, ya! 🤭
Kondisi tubuh saat pulang kerja pasti dalam keadaan lelah. Sesampainya di rumah, inginnya mendapati hal-hal yang menyenangkan. Namun, kadang apa yang ada di hadapan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ini tugas orang tua untuk dapat mengendalikan emosi diri. Sering-sering menghela napas dan istighfar kalau sampai rumah ternyata menjumpai hal-hal yang tidak sesuai dengan pengharapan. 😂
Baca dulu tentang Menyikapi Fenomena Kids Zaman Now.
Bermain Gadget, tuh, Asyik!
Iya, dong! Orang tua, tuh, tidak hanya mengarahkan anak untuk melakukan hal-hal baik. Ya bagaimana pun bermain gadget, tuh, asyik. Apalagi gadget yang bisa digenggam atau biasa disebut dengan ponsel canggih, asyik banget kalau bisa mengoperasikannya. Asli, bisa mencandukan.
Saya sebagai seorang Ibu muda cantik jelita sering memanfaatkan gadget untuk berkomunikasi, update berita, berselancar di media media sosial, membuat konten, aktivitas blogging, dan masih banyak kegiatan lain yang tentunya menyenangkan. Banyak hal positif yang saya lakukan dengan gadget. Tapi, kenapa saat anak-anak mulai asyik dengan gadget, orang tua resah? 😂
Mungkin jawabannya karena anak-anak lebih memanfaatkan gadget untuk kegiatan yang kurang bermanfaat menurut orang tua. Main game, misalnya. Padahal orang tuanya, ya, bisa bermain game sewaktu-waktu dan mungkin tanpa kenal waktu kalau memang sudah mencandu. Iya, kan? Iya, dong. Iya, pasti. Sudah lah, ngaku saja. 😝
Kalau sama-sama merasakan asyik saat bermain gadget, kenapa harus ada yang marah-marah, ya. Saya kadang bingung dengan situasi yang demikian. Kecuali dalam satu rumah memang ada salah satu pihak yang sama sekali tidak tertarik dengan yang namanya gadget. Fine lah kalau ada yang bawaannya marah-marah. Hihihi.
Manfaatkan Gadget Sebagai Sarana Belajar.
Was was atau cemas, ini yang mungkin dirasakan sebagian besar orang tua ketika melihat anak-anaknya bermain handphone. Terlebih dengan bekal paket data seluler, bisa menjadi khawatir berlebihan. Namun orang tua punya kekuatan dan kendali penuh atas semua ini, membiarkan anak menikmati gadgetnya untuk melakukan hal apa saja atau tetap dengan arahan dan pengawasan saat menggunakan gadgetnya. Ini tergantung kebijakan orang tua, ya.
Pengguna ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89% dari total penduduk Indonesia. Data tersebut saya dapat dari laman web Kemenkominfo Indonesia per Maret 2021. Kemudian, disusul dengan persentase Penggunaan Teknologi Informasi pada Anak Usia Dini di Indonesia, khususnya telepon seluler, sebanyak 29%. Persentase ini meningkat per tahun 2020 karena adanya pandemi dan sistem belajar dari rumah secara daring.
Nah, kalau sudah seperti ini, orang tua bisa dengan mudah mengarahkan anak-anak untuk memanfaatkan gadgetnya sebagai sarana belajar bukan?
Betul. Anak-anak sudah punya pengalaman School From Home atau sekolah dari rumah. Berangkat dari pengalaman belajar dari rumah, pengalaman saya sebagai orang tua melihat anak-anak makin lihai menggunakan gadget. Mereka seperti sudah bisa membagi waktu dengan gadgetnya; kapan waktu bermain gadget untuk main game, kapan waktu untuk belajar dengan gadget sebagai salah satu sarana pendukungnya.
Baca tentang Gadget Sebagai Sarana Belajar.
Belajar Bahasa Inggris Online di English Academy.
Membaca data pengguna gadget dari Kemekominfo, ada sisi positif ketika anak usia dini atau usia pelajar sudah lihai mengoperasikan gadgetnya. Orang tua bisa mengarahkan mereka untuk ikut belajar online, salah satunya yaitu belajar Bahasa Inggris Online di English Academy by Ruangguru.
English Academy adalah tempat les Bahasa Inggris online yang interaktif dengan pengajar dan kurikulum berstandar internasional. Pengajar akan menuntun dalam menguasai beragam aspek keterampilan bahasa Inggris untuk bersaing secara global. Karena belajarnaya secara online, metode belajarnya pun mengoptimalkan teknologi. Dengan live teaching oleh pengajar internasional, pelajar diberikan kemudahan dalam mengakses dan menyerap pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan belajar.
Anak kami, Kecemut sekarang sudah masuk TK B dan usianya menuju 6 tahun. Perihal main gadget, dia sudah cukup paham. Untuk permainan, ada banyak game yang sudah terinstall di handphonenya dan hampir tiap hari dia memainkannya. Sementara untuk aplikasi belajar online, karena belum bisa membaca, saya pun mengenalkannya terlebih dahulu dan mengarahkan bagaimana cara dia bisa belajar online khususnya untuk belajar Bahasa Inggris.
Cara paling mudah untuk mengarahkannya yaitu dengan membuat kan jalan pintas atau shortcut di smartphone atau laptop. Setelahnya, baru diberi semacam tutorial step by step bagaimana cara memulai belajar Bahasa Inggris di English Academy. Atau, orang tua mendampingi anak-anak jika mereka sudah waktunya belajar.
Kami coba memilih program Runner yang mana program ini untuk kelas 7-10 Tahun. Program Runner mengoptimalkan kegiatan belajar Bahasa Inggris dasar untuk anak. Dalam kelas ini, anak akan diajak untuk mengenal dan memahami berbagai macam tata Bahasa Inggris secara interaktif.
Baca tentang Belajar Bahasa Inggris Menggunakan Gadget.
Kenapa Belajar Bahasa Inggris di English Academy by Ruangguru?
Nilai tambahan dari belajar di English Academy by Ruangguru, pengguna bisa mencoba kelas gratis sebelum mengambil paket belajar. Seperti yang kami lakukan, Kecemut sudah beberapa kali mencoba kelas gratis. Ya...meskipun usia belum mencapai 7 tahun, enggak ada salahnya belajar Bahasa Inggris. Semacam simulasi pembelajaran, gitu.
Memilih English Academy sebagai tempat untuk belajar bahasa inggris online tentu bukan tanpa sebab. Ada beberapa kelebihan yang dapat dinikmati oleh pengguna. Diantaranya yaitu:
- Pengajar professional berstandar internasional;
- Kurikulum internasional;
- Harga terjangkau;
- Terdapat kelas Toefl iBT Preparation.
Selain program Runner, ada juga program Sprinter (11-14 Tahun), Ranger (15-18 Tahun) dan Explorer (di atas 18 Tahun).
Buat Peraturan dan Update Secara Berkala.
Seperti yang sudah saya tulis di awal, banyak hal yang dapat dilakukan dengan benda elektronik yang berukuran kecil ini. Ketika anak makin lengket dengan gadget, orang tua juga harus makin lengket dengan anak-anak. Kenapa? Kadang ada hal-hal yang anak belum tahu, ada batasan-batasan yang belum anak pahami. Makanya, komunikasi dengan anak perihal penggunaan gadget itu penting banget. Kalau bisa, buat peraturan perihal penggunaan gadget dan jangan lupa untuk update peraturan secara berkala karena seiring dengan bertambahnya usia akan ada penyesuaian penggunaan gadget. Itu seperti alami, dengan sendirinya.
Baca lagi tentang Peraturan dan Kepastian dalam Penggunaan Gadget.
Yuk, kenalkan English Academy kepada anak-anak atau saudara sebagai tempat belajar bahasa inggris online dengan mudah. Jangan lupa gunakan gadget hal-hal yang lebih bermanfaat, ya. 😘