Ramadan tahun ini terasa lebih menyenangkan. Menjalankan ibadah di bulan penuh berkah pun terasa lebih semangat ketimbang Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Kenapa? Karena anak pertama kami, Jasmine sudah ikut aktif menunaikan ibadah puasa Ramadan. Entah kenapa saya merasa bahagia banget dan hati ini kayak berbunga-bunga.😉
Hari pertama puasa Ramadan, kebetulan saya libur kerja. Jadi, saya bisa mendampinginya dan melihat usahanya untuk berpuasa sampai bedug adzan Magrib. Alhamdulillah...dengan dorongan semangat yang luar biasa, dia bisa berpuasa sampai Magrib di hari pertama. Atas usahanya ini, saya memberikan hadiah secara spontan. Mungkin terkesan berlebihan, tapi kenyataannya saya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia ini dan tidak bisa juga hanya diungkapkan dengan kata-kata.
Tidak hanya puasa sampai bedug, dia juga berusaha untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat lima waktu berangkat dari kesadaran diri. Pada hari biasa, dia kadang masih suka lalai untuk sholat wajib. Ya...meskipun usianya masih tujuh tahun dan belum akil balig, saya selalu mengajaknya untuk ibadah sholat wajib berjamaah di rumah.
Lebih dari itu, ibadah sunnah di bulan suci Ramadan juga dia laksanakan. Ya...meskipun tidak banyak amalan, tapi dia mau ikut bertarawih sudah membuat saya senang. Tahu sendiri, kadang anak-anak setelah buka puasa memilih untuk bersantai atau tiduran karena perut terlalu kenyang.
Pelan-pelan, Namanya Juga Masih Belajar.
Usahanya untuk berpuasa sampai Magrib selama bulan Ramadan tentu sangat kuat dan itu tidak mudah. Para orang tua juga pernah merasakan saat dulu masih kecil, kan. Ada banyak godaan-godaan baik dari lingkungan maupun sekolah. Salah satunya yaitu ketika di sekolah, Jasmine bercerita kalau ada beberapa teman yang puasanya putus nyambung. Berbuka saat bedug Zuhur, kemudian disambung lagi sampai bedug Magrib. Ada juga yang bercerita kalau puasanya hanya sampai Zuhur saja. Mulai dari sini, dia sempat goyah dan ingin juga berpuasa putus nyambung. Ah...kayak lagunya BBB saja, ya.😂
Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan. Iya, keberadaan orang tua untuk terus memberikan dukungan kepada anak sangat dibutuhkan. Pelan-pelan saya pun mencoba meyakinkan anak bahwa dia pasti bisa menuntaskan puasanya sampai Magrib. Saya berkomunikasi dengan ekstra hati-hati, memberikan pengertian tanpa menjadikan puasa itu beban. Namanya juga masih belajar, ya. Tidak hanya itu, saya juga mencarikan solusi supaya puasa si kecil lancar tanpa banyak drama. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan internet.
Ketika Orang Tua Khawatir Anak Kecanduan Internet.
Internet Bisa Dijadikan Sebagai Hiburan dan Mendukung Anak untuk Berkonten.
Pada hari-hari biasa, Jasmine memang sering saya libatkan untuk membantu saya memasak. Maklum, working mom sepeti saya kalau tidak pandai berbagi waktu dan pekerjaan rumah tangga bisa jadi kewalahan. Dia sebelum mandi pagi biasanya menuju dapur untuk melihat saya memasak. Sesekali dia juga ikut meracik bahan masakan.
Gadis kecil ini terlihat siap banget saat saya menawarkan kepadanya untuk belajar memasak. Terlebih saat Ramadan lalu saya mempersilakan dia untuk berkreasi dengan menu masakan sesukanya. Wih...dia sangat semangat untuk mencari ide-ide kreasi masakan untuk berbuka puasa lewat aplikasi YouTube. Beruntung Telkom Indonesia menyediakan paket internet cepat sesuai kebutuhan. Jadi, untuk browsing ide masakan sambil praktik belajar masak pun lancar.
IndiHome Mendukung Anak untuk Membuat Kreasi dan Berkonten.
Mengajak Anak Berkonten Ria: Say Goodbye Kecanduan Gadget! 😉
Sumber:
- https://indihome.co.id/
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/10/penetrasi-internet-di-kalangan-remaja-tertinggi-di-indonesia
- https://www.indotelko.com/read/1524786428/orang-tua-kecanduan-internet
- https://inet.detik.com/telecommunication/d-6436268/indihome-raih-indonesia-best-brand-awards-2022-kategori-fixed-broadband