Tugas Membawa Combro Ke Sekolah - Today Is Market Day, Bun! Saya mengira begitu ketika Syaquita diminta untuk membawa Combro ke Sekolahnya. Mungkin kalian sudah cukup familiar dengan penganan yang terbuat dari Singkong ini. Iseng-iseng mencari tahu melalui google, ternyata sebutan yang benar adalah Comro, bukan Combro. Dan saya baru tahu, dong! Hahaha.
Comro merupakan penganan khas Sunda yang dibentuk bulat panjang, di dalamnya diisi oncom yang dibumbui, kemudian digoreng. Begitu penjelasan singkat dari KBBI. Hihihi Tapi menyebutkan Comro, tuh, rasanya kurang mantap. Lebih nyaman Combro karena mungkin sudah terbiasa ya, Bun. 🤠Iya, yang berat-berat memang lebih mantab.
Tugas Membawa Combro Ternyata Bukan Untuk Market Day.
Setelah pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) selesai, tidak sedikit sekolah yang mengadakan kegiatan tambahan atau class meeting. Mulai dari tingkatan Sekolah Dasar (SD), sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) hampir semua sekolah menambahkan banyak kegiatan sesuai dengan program di sekolah masing-masing.
Saya melihat di status teman-teman baik di WhatsApp Story maupun Instagram Story, ada beberapa SD yang mengadakan Market Day sebagai aktivitas tambahan sebelum libur sekolah. Kegiatan jual beli mulai dari makanan, minuman, atau kerajinan tangan adalah dibuat sendiri. Ada juga yang dibuat seperti kelompok maupun per kelas. Tergantung program sekolahnya.. Nah, saat Syaquita diminta untuk membawa Combro ke sekolah, saya kira akan ada market day di sekolahnya. Tapi ternyata bukan, Bun. Hahaha.
Ceritanya, Bu Siti sebagai wali kelas meminta kepada anak-anak untuk membawa olahan dari Singkong. Beliau sudah membagi 39 anak menjadi 4 kelompok berdasarkan tempat duduknya, satu lajur. Total ada empat deret dalam kelas tersebut, artinya ada empat macam jajanan yang nantinya akan dibawa oleh siswa. Dan masing-masing siswa akan membawa lima biji penganan yang nantinya akan ditukarkan dengan teman lainnya.
Duh, kenapa tiba-tiba seperti menulis soal matematika, ya. Hahaha.
Jajanan yang harus dibawa anak-anak yaitu dari olahan Singkong, yaitu Mata Roda, Combro isi tempe, Combro isi gula, dan Lemet. Syaquita yang duduk pada lajur pertama kebagian membawa Combro isi tempe. Oiya, tugas kali ini adalah proyek bagi anak-anak dengan tema Kearifan Lokal. Proyek dengan judul Pembuatan dan Pengenalan Rasa Makanan Berbahan Dasar Singkong merupakan proyek pertama dalam penguatan profil pelajar pancasila. Dimensi yang dikembangkan dalam proyek ini ada dua, yaitu Gotong Royong dan Mandiri.
Saya tahu tugas ini merupakan proyek setelah mengambil rapor Syaquita. Pada lembar akhir tertulis Rapor Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dan kegiatan ini dilaksanakan usai PAS.
Drama Tugas Membawa Penganan Dari Singkong.
Etdah, ini beneran ada drama atas tugas membawa penganan dari Singkong, lho. 😂 Versi pertama, ketika mendapatkan tugas dari Bu Guru, ada beberapa siswa yang lupa menyampaikan tugas tersebut kepada orang tuanya. Versi kedua, ada orang tua yang bingung dan tidak yakin atas tugas yang diberikan kepada anak-anak. Yaa...kan tidak semua orang tua tahu tempat duduk anak-anaknya, ya.
Anak lupa menyampaikan tugas ke orang tua. Lalu, orang tua tidak tahu anak duduk di lajur berapa. Rasanya komplit banget paniknya karena anak rewel. xixixi Pada akhirnya, para wali murid saling bertanya dan diskusi perihal tugas anak-anak melalui WhatsApp Group (WAG). Coba kalau wali kelas membagikan tugasnya melalui WAG wali murid, ya. Sepertinya tidak ada drama. 😆
Membuat Sendiri Atau Membeli?
Saya merasa beruntung karena alhamdulilah Syaquita tidak lupa menyampaikan tugasnya. Jadi, kami bisa menyiapkan bahan-bahan untuk membuat Combro isi Tempe. Dari awal mendapatkan catatan kecil dari Syaquita perihal tugasnya yang harus dibawa pada hari Senin, saya tidak ada niat untuk membeli Combro. Makanan tradisional ini memang melimpah di pasar tradisional dan tukang sayur. Harganya pun sangat terjangkau, satu bungkus isi 10 cuma lima ribu rupiah, lho. Murah meriah banget, kan. Ada juga pilihan satu biji harga seribu rupiah, ini ukurannya lebih besar.
Beli combro untuk tugas sekolah memang lebih simpel. Tapi saya memilih untuk membuat sendiri dengan harapan dia tahu sedikit proses membuat combro. Saya selalu yakin pada setiap proses pasti ada manfaatnya. Kabar baiknya, ketika saya tawarkan kepada Syaquita, dia langung YES untuk membuat combro di rumah tanpa ba bi bu. Alhamdulillah...
Senin pagi, kami pun bangun lebih awal untuk menyiapkan semua bahan-bahannya. Kebetulan singkong sudah diambil dari kebun pas Minggu sore. Jadi, tinggal parut singkong, diberi bumbu, ulek tempe buat isi Combro, kemudian digoreng. Syaquita yang ikut membentuk combro menjadi bulat pipih tidak percaya kalau pembuatan Combro begitu mudah. Karena dia tidak begitu suka bawang, jadi tempe aku ulek dengan bumbu sedikit bawang. Alhamdulilah...tidak sampai 10 menit, Combro bisa dinikmati buat camilan di rumah dan dibawa ke sekolah. 😊
Setelah tahu proyek ini sebagai penguatan profil pelajar pancasila yang bertujuan untuk mengembangkan dua dimensi, sepertinya lebih seru jika dikerjakan secara bersama-sama dengan teman-temannya. Apalagi saat tahu ada penilaian perihal kemampuan anak menunjukkan sikap mandiri atau gotong royong, saya semakin yakin jika dikerjakan secara bersama-sama atau gotong royong, anak-anak akan lebih memahami pentingnya kerjasama.
Terima kasih buat Bu Ari yang sudah membagikan foto-foto dan videonya, ya. Terima kasih juga buat Bu Siti yang dengan penuh kesabaran memberikan pengertian atau penjelasan tentang ragam jajanan yang berbahan dasar Singkong.
Omong-omong, apakah ada kegiatan tambahan di sekolah anak-anak Bunda? Boleh, dong, sharing kegiatannya apa saja! 😘 😘