Menyulap Sampah Menjadi Karya Rupa yang Bernilai - Pernah enggak sih kepikiran, gimana nasib sampah-sampah kita setelah dibuang? Kalau sekadar kepiran, mungkin pernah. Tapi kalau sampai dengan peduli, enggak semua orang peduli dengan sampah-sampah yang sudah kita buang setiap harinya. Betul apa benar? Hahaha.
Sering banget untuk sekadar memilih dan memilah sampah organik dan anorganik saja malas betul. Semua sampah yang ada di rumah dijadikan satu untuk kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang biasanya ada di tiap RT.
Sampai sekarang, di lingkungan tempat aku tinggal juga belum banyak orang yang peduli dengan sampah. Padahal, pihak desa sudah mulai bergerak untuk daur ulang sampah yang faktanya dari sampah dapat bernilai.
Daur ulang sampah menjadi tren baru yang lagi hits banget. Banyak kreatifitas yang bisa dibikin dengan sampah. Enggak hanya itu, sampah plastik yang tadinya menjadi musuh terberat untuk bumi, sekarang bisa didaur ulang untuk diolah menjadi solar.
Apa sih Daur Ulang Itu?
Daur ulang, sederhananya adalah mengubah sampah menjadi barang baru yang berguna atau bernilai. Jadi, botol plastik bekas bisa jadi tas, kertas bekas jadi buku, plastik jadi solar, dan masih banyak lagi. Selain mengurangi sampah yang menumpuk di TPA, daur ulang juga bisa mengurangi penggunaan bahan baku baru.
Kenapa Daur Ulang Lagi Hits?
Ada beberapa alasan kenapa daur ulang jadi tren yang nggak bisa diabaikan, salah satunya yaitu tentang kreativitas tanpa batas. Sampah yang kita anggap enggak berguna, bisa lahir karya-karya seni dan produk-produk unik yang punya nilai jual tinggi. Seperti yang dilakukan oleh Darius Irenius, pegiat seni dari Kabupaten Malaka ini menyulap sampah menjadi karya seni atau karya rupa yang bernilai.
sumber: akun instagram @dariusirenius |
Lebih Dekat dengan Sosok Darius, Pelukis Aliran Naturalistik.
Om Ai, nama panggilan akrab seorang penggiat seni yang bernama asli Darius Irenius Tunabenani. Ai begitu jatuh cinta pada dunia seni sejak duduk di sekolah dasar. Yaps, laki-laki yang tertarik dengan dunia melukis sejak kelas 1 SD mempunyai cita-cita bahwa suatu saat ia harus bisa melukis sesuatu.
Masih di bangku SD, ia mencoba menggambar ulang sebuah objek. Ketika itu, ia merasa bangga sebab lukisan pertamanya adalah sebuah gambar tokoh kartun yang terkenal yakni Mickey Mouse. Dari sini lah semuanya berawal dan ia mulai secara perlahan menekuni bakatnya.
Darius memanfaatkan karton bekas untuk suatu acara. sumber foto: instagram @dariusirenius |
Ai pernah kuliah dan mengambil pendidikan seni. Namun, karena biaya yang terbatas, ia akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah. Ketika itu ia memutuskan untuk mulai bekerja dengan memanfaatkan bakatnya. Ia pun mulai mempertajam ilmu seni melukis yang dimilikinya serta sering mengikuti berbagai festival seni yang diadakan di berbagai daerah. Bahkan hingga ke Timor Leste.
Lelaki yang saat ini tinggal di desa Litamali, Kobalima, Kabupaten Malaka ini kembali ke kampung halamannya dan mulai berbisnis dekorasi. Walau sudah memiliki usaha, Darius tetap mengikuti berbagai event besar di berbagai kota. Ia pun terus mengasah bakatnya dan dari sinilah ia mulai memanfaatkan sampah untuk media karyanya.
Menyulap Sampah Menjadi Karya Rupa.
Enggak lulus dari perguruan tinggi karena terbentur biaya, Ai pernah merasa kalau dirinya seperti sebuah sampah. Dia bahkan pernah mengalami masa yang hampir merenggut nyawanya. Setelah kurang lebih setahun, ia pun menyadari kapasitas dirinya sampai dia kembali fokus ke seni melukis.
Pada tahun 2017, Darius memberi brand baru untuk bisnis dekorasinya dengan nama Bengkel 5 Jari. Ia menyulap Bengkel Kreatif 5 Jari menjadi lebih mirip dengan tempat pameran kecil sampai akhirnya Tim Lembaga Pengembangan Perlindungan Anak (LPAA) Mitra ChildFund yang mendukung penuh aktivitasnya. FYI, LPPA Mitra ChildFund adalah salah satu mitra ChildFund International di Indonesia.
Dari Bengkel Kreatif 5 Jari, Darius mulai mereparasi sesuatu menjadi barang yang bernilai. Ia bahkan mereparasi sampah menjadi sesuatu yang bernilai seni tinggi. Ia menggunakan sampah-sampah organik yang berupa daun kering, serbuk kayu, potongan kayu, biji-bijian dan lainnya. Enggak hanya sampah organik, ia juga menggunakan sampah non organik yang berupa botol plastik, kertas, kaleng minuman dan masih banyak lagi lainnya.
Melalui tangannya, sampah-sampah tadi dapat menjadi sebuah karya rupa yang sangat bernilai. Dengan dukungan dari LPPA Darius mampu mengembangkan bakatnya. Seperti halnya sebuah refleksi, ia menganggap dirinya enggak berguna layaknya sampah. Namun karena berada dalam tangan yang tepat, dalam hal ini LPPA, Darius kemudian menjadi orang yang berguna.
Karyanya mulai banyak peminatnya karena konsepnya yang unik. Kosep lokal yang mengangkat budaya sekitarnya menjadi karya seni yang menarik dan unik. Dari konsep budaya ini lah karyanya banyak diminati oleh dunia. Salah satu yang paling banyak peminatnya adalah lukisan perempuan yang mengenakan pakaian adat.
Berbekal rajin membuat karya rupa, ia sering menjadi pembicara dalam kegiatan-kegiatan pemuda yang diselenggarakan oleh LPPA sampai pada akhirnya dinobatkan sebagai motivator untuk kawula muda.
Karya Seni Rupa yang Bernilai, Akhirnya Mendapatkan Apresiasi dari Satu Indonesia Awards.
Dengan bakatnya, Ai mampu memiliki penghasilan sendiri. Penghasilan tersebut ia dapatkan dari permintaan dekorasi dengan bayaran yang cukup. Bukan hanya dekorasi saja, ia pun terus fokus pada karyanya yang membuat lukisan menggunakan bahan daur ulang. Lukisan-lukisan yang dihasilkannya selalu menggunakan unsur budaya, baik pada latar belakang atau aksesoris tokoh dalam lukisannya.
Merasa ada yang unik dalam karyanya, Darius berinisiatif dan memberanikan diri untuk mendaftarkan karyanya dalam program Satu Indonesia Award kategori Lingkungan Hidup. Pada tahun 2021, ia pun menjadi kontestan perwakilan dari Kabupaten Malaka. Saat pengumuman, Darius mendapatkan hasil yang memuaskan dan menerima Apresiasi Satu Indonesia Awards tahun 2021 Tingkat Provinsi NTT Bidang Lingkungan.
Tren sampah yang disulap menjadi karya seni atau sesuatu yang bernilai memang terus meningkat. Namun, enggak banyak penggiat seni yang benar-benar memanfaatkan sesuatu yang sudah enggak terpakai. Daur ulang adalah solusi yang sangat menarik untuk mengatasi masalah sampah. Dengan kesadaran dan partisipasi kita semua, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Semoga Darius bisa menjadi role model yang menginspirasi para generasi muda zaman sekarang, ya. Yuk, jadi bagian dari gerakan daur ulang!
Referensi:
- https://www.kompasiana.com/redemptusukat2829/649b047a08a8b56cc5277e52/daur-ulang-sampah-menjadi-karya-rupa-untuk-bumi-yang-bebas-emisi?page=2&page_images=1