Rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia, termasuk pada anak-anak merupakan hal yang cukup memprihatinkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya yaitu ketertarikan dan keterbatasan sarana untuk membaca yang rendah yang mana keduanya sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya masyarakat. Hal ini juga terjadi di daerah Kalimantan Timur.
Kondisi ini memantik semangat dari Dwi Pujiana untuk mendirikan Taman Baca Griya Baca Sembulan. Sarana yang disediakan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan siapa saja untuk menambah pengetahuan tanpa harus membeli buku atau tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.
Pada artikel ini, saya akan berbagi tentang perjalanan Dwi Pujiana yang berusaha untuk membangkitkan minat baca lewat Taman Baca Griya Baca Sembulan, Kalimantan Timur. Namun sebelumnya, kita harus tahu dan paham terlebih dahulu kenapa minat baca pada masyarakat masih juga rendah. Kira-kira apa penyebabnya? Yuk, baca artikel ini sampai selesai!
Penyebab Rendahnya Minat Baca pada Masyarakat.
Keprihatinan terhadap rendahnya minat baca banyak ditunjukkan oleh berbagai pihak, namun ternyata upaya peningkatan minat baca belum merata sampai di semua wilayah. Masih banyak daerah, terutama di wilayah pinggir atau di luar perkotaan yang belum banyak mendapat dukungan agar masyarakat senang membaca buku.
Untuk mengatasi hal ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat, institusi, bahkan perorangan bisa membantu mengatasi masalah minat baca dengan melakukan berbagai aksi. Rendahnya keinginan dan ketertarikan terhadap buku bacaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Minim Fasilitas.
Fasilitas membaca di berbagai wilayah masih cukup sulit diakses, terutama di daerah pedesaan. Taman bacaan dan perpustakaan jumlahnya masih terbatas. Kalau pun ada, jam pelayanan juga ada yang terbatas dan lokasinya cukup jauh sehingga masyarakat, termasuk anak-anak yang ingin membaca kesulitan untuk mengaksesnya.
2. Belum Paham Pentingnya Membaca.
Tidak sedikit masyarakat yang belum memahami pentingnya membaca. Mereka beranggapan bahwa mempelajari buku di sekolah sudah cukup. Sementara banyak informasi, pengetahuan dan keterampilan yang dapat diperoleh dari bahan bacaan. Dengan banyak membaca, wawasan seseorang juga kan bertambah sehingga dapat mendorong keinginannya untuk meningkatkan taraf kehidupan.
Guna meningkatkan pemahaman pentingnya membaca, peran masyarakat untuk terlibat langsung sangat penting. Karena itu, Dwi Pujiana terpanggil hatinya untuk ikut menyadarkan masyarakat di sekitarnya agar senang membaca.
3. Banyaknya Permainan.
Berbagai jenis permainan, baik tradisional dan modern turut mempengaruhi rendahnya minat baca pada anak-anak. Anak-anak lebih memilih untuk bermain dari pada membaca karena merupakan aktivitas yang menyenangkan.
Peran banyak pihak untuk mendorong anak-anak agar bisa membagi waktu antara bermain dan membaca sangat penting. Salah satunya adalah dengan menyediakan bahan bacaan dan tempat untuk membaca yang nyaman dan menyenangkan.
4. Harga Buku yang Mahal.
Harga buku cetak yang cukup mahal menjadi salah satu penyebab kenapa banyak orang yang tidak menyediakan bacaan untuk kebutuhan sendiri dan keluarga. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengumpulkan buku bacaan kemudian memberi kesempatan kepada orang lain untuk meminjam dan membacanya.
5. Dukungan Keluarga Sangat Kurang.
Dukungan keluarga, terutama dukungan dari orang tua agar anak-anaknya senang membaca sangat penting. Namun tidak jarang ditemui karena kesibukan para orang tua menjadikan tidak mempunyai waktu untuk membacakan buku kepada anaknya.
Selain itu, masalah yang sering timbul berkaitan dengan rendahnya minat baca pada anak adalah orang tua yang juga kurang mempunyai perhatian terhadap aktivitas membaca. Cukup sering ditemui orang tua yang menganggap membaca merupakan kebutuhan anak-anak saja atau hanya cukup dilakukan oleh anak ketika di sekolah atau saat belajar.
Dwi Pujiana Bangkitkan Minat Baca pada Masyarakat lewat Taman Baca Griya Baca Sembulan.
Dwi Pujiana yang sangat konsen terhadap rendahnya minat baca berupaya untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat dengan menyediakan berbagai bahan bacaan. Melalui Taman Baca Griya Baca Sembulan, Kalimantan Timur, perempuan ini menunjukkan kontribusi dan sumbangsihnya.
Bagi sebagian orang, mungkin upaya yang dilakukan Dwi Pujiana adalah hal yang biasa, tapi kontribusinya terhadap peningkatan kualitas SDM luar biasa. Tidak semua orang mempunyai kesadaran dan kerelaan untuk meluangkan waktu, tenaga dan biaya untuk orang lain. Namun tekad dan keinginan Dwi Pujiana mendorongnya untuk mengabdikan diri.
Kontribusi dari Dwi Pujiana mendapat apresiasi luar biasa dari PT. Astra. Hasil kerja dan sumbangsihnya mungkin tidak bisa dirasakan secara langsung manfaatnya. Namun ke depan, apa yang sudah dirintisnya akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas SDM di Kalimantan Timur, khususnya yang terlibat dalam Taman Baca Griya Baca Sembulan.
Semangat menumbuhkan minat baca yang diawali oleh Dwi Pujiana tidak akan berhasil hanya dalam hitungan bulan. Apa yang dilakukan saat ini perlu terus dilakukan dan didukung oleh banyak pihak. Masih banyak masyarakat yang membutuhkan kontribusi pihak lain dalam meningkatkan minat baca dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat agar bisa mengakses bacaan dengan mudah dan murah.
Penghargaan yang diterima oleh Dwi Pujiana dalam anugerah SATU Indonesia dari Astra merupakan apresiasi untuk semangat dan kontribusinya. Dwi Pujiana bisa mengawali dan mendorong agar lingkungannya mencintai bacaan.
Semoga kita bisa mengikuti langkah Dwi Pujiana dalam upaya meningkatkan minat baca anak Indonesia. Dengan kontribusi yang nyata seperti ini, masyarakat pun bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Sumber: